Seven Dragoneer: Zero

Petualangan Dimulai (Tamat)

Minggu, 1 September 2049. Jam 10:35 A.M.

Eksekusi Ellia Myrtle dilaksanakan Sabtu pagi, tanggal 31 Agustus 2049, jam 08:00. Dia tidak melawan, bahkan tidak memperlihatkan niat ingin melawan. Wajahnya damai saat lehernya ditarik rantai anti sihir oleh para algojo ke lapangan terbuka. Dia tampak berantakan karena siksaan saat interogasi, tapi dia menunjukkan kerjasama yang baik dalam pemberian informasi.

Ellia Myrtle tewas di tubuh aslinya. Tubuh yang selama ini dipanggil dengan Anneth Whitefield. Sebagai hukuman untuk pengkhianatan, percobaan pembunuhan terhadap ratu, percobaan pembunuhan pada anak-anak di Akademi Kerajaan, kabur dari misi, menyelamatkan Lost Order, penggunaan sihir terlarang, dan ritual pemanggilan Leluhur Pertama Vampir yang menjadi penyebab tewasnya Nora Rieldaph Lyphyd. Dia tidak dipenggal. Bentuk hukuman matinya adalah ditembak dengan enam belas senapan yang semuanya terisi peluru.

Orang yang memimpin eksekusi itu, tidak lain adalah Mantan Kapten Ksatria, sekaligus teman Ellia Myrtle sejak dulu, Inerta Firge. Inerta menurunkan tangannya--tanda dimulainya eksekusi--dengan wajah masam dan perasaan campur aduk. Bahkan kabarnya, setelah membaca seluruh berita tentang Ellia Myrtle, Inerta Firge tidak keluar dari kamarnya selama berhari-hari.

Sementara itu, ketika kematian Ellia Myrtle sudah menjadi keputusan pasti, keputusan untuk Urd Sin Freud masih belum juga ditetapkan. Urd awalnya diberi hukuman mati juga, secara dia secara teknis bersekongkol dengan Ellia dalam segala aksi mereka. Namun, Saber Drake, siswa Akademi Kerajaan, menegaskan bahwa hukuman yang boleh diberikan untuk Urd hanya untuk kejadian Lost Order dulu. Saber menjelaskan semuanya, tentang pemindahan jiwa, serta tentang Anneth yang sebenarnya dikendalikan layaknya boneka oleh Ellia. Meski begitu, tuntutan kepadanya sangat banyak, sehingga hakim memerlukan waktu untuk memutuskan apa hukuman yang sepadan untuk Urd.

Minggu pagi, tanggal 1 September 2049, Akademi Kerajaan berada dalam kekacauan besar. Pengkhianatan kepala sekolah membuat reputasi akademi ini turun drastis. Sejatinya penurunan reputasi itu tak dapat dihindari. Ketika Akademi Kerajaan menjadi topik hangat pemberitaan nasional, satu demi satu sisi gelap akademi terbuka. Mulai dari kekurangan sistem peringkat, rasisme terhadap ras selain manusia, nepotisme yang berakar, pilih kasih terhadap bangsawan, dan lain sebagainya. Boleh dibilang, nasib akademi sendiri hanya tinggal menunggu waktu. Meski begitu, Voscas Setemia dan Erin Siant, dua orang berprestasi dari akademi, bersedia untuk bersuara. Mereka akan mendukung akademi, tetapi juga menginginkan perubahan.

Pembangunan ulang beberapa gedung yang hancur, termasuk wilayah hutan luas di Akademi Kerajaan juga terhambat karena nasib tak jelas akademi. Hal itu membuat pemandangan mengerikan tentang betapa hebatnya perang yang terjadi antara orang-orang kuat akademi dengan penjahat kuat yang bekerja di balik kegelapan. Hal itu kemudian menimbulkan spekulasi serta keributan tentang apakah kehidupan masyarakat luas masih bisa dibilang aman atau tidak. Namun, Karen Hersting, Kapten Ksatria Rearia, menegaskan dalam konferensi pers bahwa untuk saat ini dan seterusnya, ksatria akan bekerja lebih ketat dalam mengawasi dan menjaga Kerajaan.

Perang Akademi Kerajaan benar-benar menimbulkan efek luar biasa bagi masyarakat. Selain Nora Rieldaph Lyphyd, ada delapan belas orang tewas dan ratusan lain luka-luka. Ratusan orang yang hadir di Akademi Kerajaan waktu itu menyaksikan sendiri betapa mengerikannya kekuatan Leluhur Pertama, juga iblis misterius yang melawannya di akhir-akhir. Hal itu sempat menimbulkan kepanikan, tapi kenyataan kalau Leluhur Pertama dapat dikalahkan membawa harapan bagi masyarakat luas.

Alice Drake, Dorothy Russel, dan Lucia Danneberg, siswa Machenhaft yang terlibat dalam pertarungan itu mendapat penghargaan kehormatan dari Akademi Machenhaft dan kerajaan secara langsung. Selain itu, Cheva, Ivy, Leo, dan beberapa siswa lainnya yang ikut membantu dalam evakuasi juga mendapat penghargaan. Walau begitu, mereka juga mendapat hukuman karena seenaknya melibatkan diri dlaam pertarungan yang sangat berbahaya, tapi kepala sekolah Machenhaft memastikan hukuman mereka hanya hukuman sekolah biasa. Dia menganggap pertarungan ini adalah pengalaman luar biasa yang tidak boleh sampai terulangi lagi.