Dorothy berdiri tegap menghadap Kimaris. Mata itu penuh dengan ketakutan, tapi juga terasa berapi-api seperti banteng yang marah. Pedang merah dia genggam erat meski lengannya tampak gemetar.
"Alice," dia memanggil, "maaf, tapi Saber telah tiada."
Alice sedikit tertegun saat mendengarnya. Dia melirik pada pemuda berambut putih yang berdiri di sana, lalu melirik kepala yang baru saja menggelinding. Dia pejamkan mata kuat sembari menggertakkan giginya, menahan kesedihan yang sebetulnya ingin ia luapkan keras.
"Begitu....... dia adalah iblis putih........" Alice berdiri dengan kedua tangan mengepal kuat. Dia tarik napas dalam, lalu berteriak dengan suara melengking menahan tangis, "SELURUH PERSONEL, SUSUN FORMASI MELINGKAR!!!!!!!!! MUSUH KITA ADALAH SABER DRAKE!!!!!!!!!!!!!!"
Jeritannya itu menggema jauh menggetarkan udara. Pasukan tentara celingukan sejenak, kebingungan dan ragu. Mereka tahu jelas Saber adalah kakak dari Alice, tapi sekarang mereka disuruh untuk membunuhnya. Walau begitu, tak lama hingga mereka menuruti perintah. Mereka berlarian mengelilingi Kimaris, menyusun formasi untuk kasus monster berbahaya. Pasukan berperisai ditempatkan di depan, menutup jalur target. Di belakangnya adalah baris tombak, lalu pengguna sihir. Seluruhnya adalah tentara elit, tapi Kimaris sama sekali tidak terlihat tertarik pada mereka.
"Jadi begitu. Dia memanggilku "iblis"? Tidak heran." Kimaris terkikik sejenak sembari menutup mukanya seolah merasa tersipu. "Heei, kalian tidak perlu repot-repot. Kalian tak bisa mengalahkanku. Anak ini tidak menyuruhku membunuh kalian."
"CABUT PEDANG!!!!!!!!!!"
Perintah dari Alice itu langsung diikuti para pasukan. Mereka mencabut senjata mereka; para pengguna pedang mencabut pedang, para pengguna tombak mengarahkan tombak mereka ke depan, para pengguna sihir menyiapkan mantera. Alice, Dorothy, Cheva, teman-teman lama Saber yang sudah tahu tentang itu juga ikut mencabut pedang meski tangan mereka dipenuhi keraguan.
Namun, Yuu langsung berlari mendatangi Dorothy, tak menghiraukan teman-temannya yang berusaha menghalangi. Walau pedang raksasa masih menggantung di punggungnya, dia tetap bisa berlari cepat.
"Dorothy!" seru Yuu. Dorothy berbalik, menampakkan wajah yang seolah sudah bisa menduga kalau Yuu pasti mendatanginya. Yuu berhenti melangkah. Mulutnya terbuka sejenak, berusaha mengeluarkan seluruh kata yang bercampur kekhawatiran di dalam pikirannya. Namun, saat dia membuka mulut, entah kenapa suaranya tertahan. Dia menutup mulutnya lagi, mencoba menyingkat seluruh kata yang terbersit di kepalanya. Ketika dia menemukan kata-kata yang tepat, dia coba ucapkan dengan tenang, "kenapa?"
Hanya itu. Hanya kata itu yang terpikirkan oleh Yuu. Dari ribuan kata yang terbersit di pikirannya, hanya itu yang bisa dia katakan. Dia juga tidak berusaha mengoreksi, memang hanya itu kata yang tepat. Dia tahu Dorothy juga mengerti. Dia memastikannya saat melihat ekspresi Dorothy yang berubah, menampakkan kesedihan, juga keraguan, tapi dia berusaha menghiraukan itu semua.
"Gadis serigala.........." Dorothy juga berusaha menyusun kata, menjelaskan singkat pada Yuu, tapi hampir tidak ada yang bisa dia pikirkan. Penjelasannya terlalu panjang, entah apa dia bisa memahaminya atau tidak. Walau begitu, sekarang bukan saatnya ragu. "Kita salah. Saber memang tidak memiliki rencana lain. Dia berniat menyerahkan dirinya pada iblis putih demi mengalahkan leluhur pertama. Kau boleh menyalahkanku sesukamu nanti, tapi untuk sekarang, merupakan tanggung jawabku untuk mengalahkan........ untuk membunuhnya sebagai ancaman dunia."
Yuu termangu sejenak. Kenyataan terburuk ternyata datang padanya. Dia melirik jasad Nora, mengingat-ingat setiap interaksi yang dia lakukan bersamanya, dan sekarang yang tersisa hanya jasad fana tak bernyawa. Seorang teman, seorang sahabat telah mati di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Dragoneer: Zero
Fantasy«Completed» Dua tahun setelah Saber dan Nora bertempur. Saber yang dibawa oleh kerajaan harus menepati janjinya untuk kembali kepada Lucia. Di sisi lain, ia harus menyembunyikan identitasnya sebagai di kalangan calon ksatria kerajaan. Namun, semuan...