Melampaui Batas

166 13 0
                                    

Jum'at, 16 Agustus 2049. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 08.23.

Baru dua puluh menit sejak Saber menginjakan kakinya di arena. Tanah kuning di sekeliling peri itu terhempaskan oleh sayap emas besar yang berkilauan.

Getaran tanah membuat jantung penonton semakin bergetar kencang. Ini belum pertarungan sepuluh besar, tapi efek yang dihasilkan sudah sebesar ini. Akan jauh lebih buruk jika kubah sihir itu dinonaktifkan.

Saber mengencangkan pijakannya, mencengkeram erat gagang pedang hitam di tangan kirinya, dan melompat sangat cepat hingga debu-debu beterbangan meski hanya dilewati anginnya saja.

"ANGIN!!!!!!!"

Saber mengayunkan pedang pada elf bersayap emas itu. Pedangnya bersuara nyaring ketika membentur tanah, dan angin-angin tajam menyerbu seperti tentara perang.

"Tidak berguna."

Bahkan jari-jarinya tak bergerak sedikitpun. Rex hanya menengadah sedikit, dan perisai transparan menahan serangan angin tajam itu. Debu-debu terhempaskan, menutup pandangan sekitar, tapi langsung berlalu begitu Rex meniup sedikit debu-debu di sekelilingnya.

Pedang diayunkan, bersamaan dengan telapak tangan Rex yang juga diayunkan diagonal dari kanan bawah. Pedang itu ditepis dengan mudah seperti menepis angin, "kau pasti bercanda," Rex mengepalkan tangannya. Cahaya menghempaskan Saber saat ia terkena pukulan telak Rex pada perutnya. Penonton bersorak saat tubuh Saber terguling di tanah seperti bola salju besar sebelum menghantam keras dinding beton tebal yang membatasi arena.

"Saber!"

Yuu melangkahkan kaki, berniat untuk menolong, tapi bajingan di depannya mengayunkan pedang dengan seringai licik di wajahnya. Reflek Yuu segera menggerakkan lengannya untuk menepis serangan.

"AH!?"

Tenaga Ragnar begitu besar. Pedangnya mengeluarkan kabut ungu mengerikan. Bahkan pedang hitam Yuu tak bisa menyerap sihirnya.

"KAU LAWANKU, LIHATLAH AKU!!!!!"

Ragnar mengayunkan pedangnya, menghempaskan pedang di tangan kiri Yuu juga membuat pertahanannya terbuka lebar. Penonton dibuat menahan napas. Seakan kehilangan kekuatan, Yuu tak bisa mengayunkan pedang di tangan kanannya, sementara bahu kirinya telah terbuka.

Tanpa kehilangan momentum, Ragnar langsung memasang kuda-kuda, dengan pedang yang membentuk garis lurus ke bahu kiri Yuu. Saat pedang itu meluapkan kabut ungu, Ragnar bergerak sangat cepat dengan pedang yang memotong udara, mendesis seperti ular, dan dapat menusuk tepat bahu kiri Yuu semudah menusuk jeli.

"HAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Pedang hitamnya diayunkan, menghantam bilah pedang Ragnar hingga pedang itu menembus tanah. Dengan sekejam mata, Saber telah melayang di samping Yuu. Matanya bercahaya merah sementara tangan kirinya meluapkan kabut hitam.

"FOKUS, YUU!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Setelah melakukan putaran di udara, kaki kanan Saber menendang keras perut Ragnar hingga ia terpental jauh di sebelah Rex. Peri bersayap raksasa itu menatap Saber dengan waspada, lebih waspada dari sebelumnya.

"Teknik tingkat tiga, Elang si pemangsa!!"

Teknik penguatan tubuh yang digunakan Saber telah mencapai tingkat tiga, yang berarti penglihatannya setajam mata elang. Kaki Saber melakukan penolakan. Dia meluncur sangat cepat seperti komet hitam, menyerbu Rex seperti peluru.

"Tidak berguna."

Rex mengatakan telapak tangannya pada Saber, menganggap bahwa Saber akan melakukan sihir dengan pedangnya.

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang