Kedatangan sang kegelapan (Bagian 2)

512 41 3
                                    

Rabu, 27 Juni 2049. Akademi khusus ksatria kerajaan. Jam 14.12.

Saber mendekati Dorothy yang sedang duduk di kursi penonton.

"Sepertinya kau hanya main-main." Dorothy berkata dengan wajah datar dan nada menyindir.

"Tidak juga, aku menggunakan sedikit kekuatanku." Dengan nada bicaranya yang membosankan, Saber membalas sindiran Dorothy.

"Maksudmu sangat sedikit kekuatanmu ?"

"Begitulah. Lagipula kenapa kau hanya menonton ? Bukankah aku sudah menyuruhmu berjaga ?"

"Tenang saja, indera nagaku bisa mendeteksi hawa kehadiran dalam radius lima kilometer, walaupun sebenarnya di sini agak sulit."

*BUKK*

Saber memukul kepala Dorothy dengan kepalan tangannya.

"Aduh !"

"Apa kau bodoh ? Tentu saja akan sulit di tempat ramai seperti ini !"

"Tapi aku hanya bisa menggunakan pendeteksi hawa kehadiran naga untuk ini."

"Bukankah indera penglihatanmu juga setajam naga di pedangmu itu ?"

"Ya, memang, tapi aku juga ingin menonton ini !"

Saber menghembuskan nafas sambil menepuk jidatnya.

"Terserah saja, tapi jangan sampai penjagaanmu turun."

"Yaa !"

Saber menatap pertandingan yang sedang berlangsung di arena. Ada dua tim yang masing-masing tim terdiri dari dua orang. Mereka memakai <Chariot>nya, dan mereka terlihat seimbang.

Tim yang dari tadi menyerang memakai <Chariot> jenis jarak dekat, <Cyclops>, dan yang satunya memakai <Blue Phoenix>.

Sedangkan, yang satu tim lagi memakai <Chariot> tipe jarak menengah, <Unicorn> dan <Zozo> yang merupakan tipe jarak jauh.

"Bagaimana menurutmu pertarungan mereka ?"

"Kurasa mereka lumayan hebat."

"Tidak, mereka tidak hanya bergantung pada kekuatan, tetapi juga tidak memanfaatkan apa yang mereka punya."

"Huh ?"

"Contohnya si pemakai <Unicorn> itu. <Unicorn> adalah <Chariot> dengan senjata tombak, yang berarti penyerang jarak menengah, tapi dia terus mengurangi jaraknya seperti petarung tangan kosong, bukankah itu adalah hal bodoh ?"

"Apa mungkin dia sedang menyiapkan rencana ?"

"Bahkan jika dia menyiapkan rencana, mengambil senjata <Chariot> miliknya dan membuat jarak cukup sulit, setidaknya baginya. Dan <Zozo> yang dibelakangnya kurasa tidak efektif karena <Zozo> biasanya dipakai di pertarungan besar-besaran, kalaupun dia bisa menggunakannya, dia terus gagal merapal sihirnya karena gugup."

Dorothy menatap Saber yang berbicara sendiri.

"Apa kau memang selalu memperhatikan sampai seperti itu ?"

"Tidak, aku hanya sedang bosan saja."

"Bagaimana jika membelikanku minuman ? Kuanggap sebagai imbalan karena telah berjaga."

Dengan penuh tidak semangat, Saber berbalik sambil berkata, "Ya-ya."

Saber berjalan turun dari tribun penonton yang ramai. Sambil sesekali menguap ia berjalan ke mesin minuman kaleng yang agak jauh dari tempat Dorothy.

"Hei......"

Saber berhenti berjalan ketika suara seorang perempuan terdengar dari belakangnya.

"Ada yang bisa kubantu, Erin ?" Tanpa berbalik, Saber mengetahui siapa orang itu.

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang