Rekan

174 15 0
                                    

Senin, 27 Agustus 2049. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 17.15.

PARA PESERTA DIPERSILAHKAN KEMBALI KE ASRAMANYA MASING-MASING.

Gema suara dari pengeras suara yang dipasang di tiap sudut akademi menggetarkan gendang telinga. Pertandingan terakhir di hari ini telah berakhir, dengan keputusan yang hanya bisa diketahui jika dilihat dari layar mading atau dari notification window di ponsel pintar masing-masing murid.

Jari-jari terampil Yuu melipat pakaian khusus bertarungnya yang ketat. Setelah itu, ia menyimpan pakaian itu ke dalam tas jinjingnya. Ruang berdinding biru cerah itu dikhususkan untuk para murid berganti baju setelag lelah berolahraga atau pertandingan seperti sekarang.

Yuu memakai jaket olahraganya, melapisi kaus putih dari katun yang sedikit bau keringat, serta celana khusus olahraga yang agak longgar, berwarna biru-hitam sama seperti bajunya.

Ia melihat cermin, rambut birunya dipendekkan seminggu yang lalu. Rambut yang awalnya sepanjang bahu, kini hanya menutup lehernya saja. Keringat masih mengalir dari dahinya. Tak lama kemudian, senyuman lebar tergambar pada air wajahnya. Kebanggaan yang tak terhingga telah ia dapatkan setelah mendapatkan sorak sorai kemenangan dari pertarungannya melawan pasangan Lilli Hardin dan Philliac Morqedrein.

"Aku masih tidak percaya aku menang," gumamnya sambil menempelkan telapak tangannya pada cermin. Matanya berbinar selagi telinga serigalanya bergerak terus menerus.

Pada peraturan yang sebenarnya, pertarungan tim dengan pertarungan satu-lawan-dua tidak diperbolehkan, tapi dengan pengecualian pertarungan adil bagi pihak yang secara teknis dirugikan. Maksudnya adalah, dengan nilai kekuatan setara atau tidak terpaut terlalu jauh antara kedua belah pihak.

Terdapat nilai mutlak dan tidak mutlak dalam data siswa terdaftar di Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Dua nilai itu adalah nilai yang akan menjadi acuan guru dalam memilah setiap siswa yang berbakat di bidang berbeda. Contohnya Saber ahli di bidang seni pedang dan sihir teori, dengan begitu akademi tidak akan memberikan bidang lain padanya.

Nilai mutlak adalah nilai yang pasti didapat ketika masuk akademi, dan tidak akan berubah sampai lulus dan menjadi ksatria. Nilai mutlak bukan hanya mencakup angka, tapi juga beberapa hal yang tidak akan berubah pada data murid, seperti: ras, jenis Chariot, nama, nomor integritas, nomor seri kepemilikan focus dan Chariot, negara asal serta tanggal lahir.

Sementara, nilai tidak mutlak mencakup lebih banyak poin, seperti: usia, tinggi dan berat badan, nilai kekuatan fisik, nilai intelektual sihir, nilai penerapan sihir, nilai kreatifitas dalam sihir maupun fisik, dan lainnya.

Dalam nilai kekuatan fisik, terdapat dua penilaian, yaitu rating dan nilai total. Rating menggunakan sistem x/100, sementara nilai total adalah nilai total dari beberapa guru, penghitungan yang sama dilakukan pada nilai intelektual sihir.

Saat ini, rating kekuatan fisik Yuu mencapai 79/100, dan 81/100 untuk sihir, sedangkan nilai totalnya adalah 1243 untuk sihir, dan 1247 untuk fisik. Jumlah guru yang menilaiannya sama, yaitu 15 orang, sedangkan, pasangan yang menjadi lawan Yuu, keduanya memiliki nilai total yang sama ketika Yuu sendirian, jadi dari sudut pandang poin, mereka dikatakan setara.

Sebagai contoh sederhananya, dalam sebuah timbangan, terdapat dua buah besi dengan masing-masing berat 5 kg di sisi kiri, dan sebuah besi seberat 10 kg di sisi kanan. Kedua sisi memiliki perbedaan dalam kuantitas, tapi jelas setara jika dilihat dari sudut pandang berat.

Namun bukan berarti pertarungan itu mudah bagi Yuu. Ketika pertarungan dimulai jam tiga sore, menghabiskan waktu dua jam hingga kedua orang itu menyerah. Kemampuan bertarung Yuu yang meningkat memungkinkannya untuk melihat dunia dengan lambat, disertai respon cepat yang membuatnya semakin mengerikan.

Dari cermin itu, Yuu melihat dua pedang hitam yang bersandar di dinding beton di belakangnya. Itu adalah pedang yang mengiringinya menuju kemenangan membanggakan, akibatnya, peringkat Yuu naik menjadi 118. Peringkat itu memungkinkan dia untuk bertarung bersama Saber.

"Terima kasih," gumamnya. Dia kemudian berjalan keluar setelah menyimpan sepasang pedangnya ke dalam tas jinjing krem yang ia cengkeram kuat-kuat.

Udara sejuk musim gugur berembus pelan, membawakan sebuah pesona saat menyentuh lembut kulit Yuu. Ketika kakinya melangkah di tanah berumput tipis, matanya terpana melihat laki-laki berambut putih yang sedang bersandar di pohon, memakai jaket putih bergaris hitam, celana biru tua, dan sepatu hitam. Sementara rambut panjangnya diikat oleh karet rambut biasa. Tangan kanannya yang dibalut perban menggenggam sebuah ponsel berwarna hitam

"Saber?"

Yuu dapat melihat mata kiri Saber, sedangkan mata kanannya tertutup rambutnya yang panjang. Dagunya menengadah ketika telinganya mendengar suara seorang gadis memanggil namanya.

"Halo, Yuu," balas Saber sambil menyimpan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

Yuu segera berlari mendekati Saber dengan mata setengah tidak percaya. Terakhir kali dia menjenguk Saber adalah seminggu yang lalu, sebelum gilirannya turnamen dimulai. Saber masih terlihat lemah saat itu, tapi kini, dia telah terlihat seperti sedia kala.

"Sudah lama ya, tidak melihat wajah polosmu itu," celetuk Saber, dia memperhatikan wajah Yuu yang merona, "selamat, Yuu."

Segera Yuu melemparkan tatapannya ke kiri saat ia mendapati wajahnya merona karena malu, "Sa-Saber juga, selamat karena telah keluar dari rumah sakit," matanya melirik pada rambut Saber yang diikat, "omong-omong, apa rambutmu memang sepanjang itu?"

Jari-jari Saber meraih ujung rambutnya yang diikat, "kurasa," jawabnya singkat, lalu dia menatap rambut Yuu yang semakin pendek, "selain itu, rambutmu malah semakin pendek, ya?"

Yuu tersenyum sambil menyentuh rambut halusnya, "aku pikir aku akan lebih fokus pada pertarungan jika rambutku dipotong."

"Bagus, itu tampak cocok untukmu," Saber mengusap lembut kepala Yuu. Telinga serigala Yuu bergerak begitu Sabar mengusap kepalanya, "terima kasih telah berjuang, Yuu."

Yuu tersenyum senang ketika Saber mengusap kepalanya seraya berterima kasih padanya. Hatinya merasa seperti bunga mawar yang disiram air segar di pagi hari. Semuanya mekar menghasilkan warna-warna indah yang menghias taman.

"Sebenarnya, selama ini aku pikir tidak adil jika hanya Saber sendiri yang berjuang."

Saber menunjuk dirinya sendiri, "Aku?"

"Saber telah berjuang setengah mati saat di hutan, untuk semuanya, bahkan sampai tak sadarkan diri selama satu bulan. Aku hanya merasa tak adil jika hanya Saber yang berjuang keras."

Ketika Yuu mengatakan itu, Saber tersenyum lebar seperti serigala yang menyeringai, "jangan khawatir, semua orang bekerja keras untuk tujuan yang sama, yang menurut kita adalah hal yang benar. Kamu juga bekerja keras, Yuu," Saber segera berbalik dan pergi ketika Yuu terpaku di sana. Segera ia mendapati tas yang ia bawa telah dipegang oleh Saber.

"Eh, sejak kapan?"

"Ayo kita kembali, kamu pasti lelah," ajak Saber. Yuu masih kebingungan dengan apa yang terjadi pada tasnya.

"Tunggu, kapan kamu mengambil tasku?"

"Hal yang tidak penting tidak usah dipikirkan," jawab Saber dengan entengnya. Dia terkekeh mengetahui Yuu yang kebingungan meski ia sendiri tak melihatnya secara langsung.

Tadi dia baru saja mengajak Yuu kembali, tapi kakinya tiba-tiba berhenti. Yuu juga berhenti, dua meter di belakang Saber. "Ada apa, Saber?"

"Anu, sebagai rekanku, aku sangat minta maaf."

"Untuk apa?"

"Apa yang aku ceritakan waktu itu, saat di penginapan, sebetulnya tidak seluruhnya benar. Ada yang tidak kuberitahukan, ada yang disisipi kebohongan."

"Eh?"

"Akan kuceritakan lengkapnya di kamar, terlalu panjang jika di sini," kaki Saber kembali melangkah, diikuti oleh Yuu dibelakangnya.

"Apa? Aku tidak mengerti?"

"Bagus jika tidak mengerti sekarang, ada banyak hal yang harus kujelaskan dulu sebelum kamu mengerti."

"Eeeh?"

* * *

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang