Saber memiliki tujuan besar dalam hidupnya. Tujuan yang disusun sejak dia masih kecil.
Itu adalah menghancurkan organisasi Abyss, dan menutup hubungan dunia lain dengan bumi.
Berapa pun harganya, dia harus memastikan tujuannya terpenuhi. Karena itulah dia lebih suka bekerja sendiri. Dia tidak ingin banyak berhubungan dengan orang lain karena dia takut harga yang diperlukan itu adalah seseorang yang penting baginya.
Namun, saat usianya enam belas tahun, sang adik menemuinya di pinggiran Rearia. Keadaan Saber waktu itu benar-benar kacau. Dia bersikukuh ingin bekerja sendiri, walau pada akhirnya sang adik mampu membujuknya. Seluruh identitas Saber diganti, termasuk nama yang awalnya Edward. Perlahan dia membangun hubungan dengan orang lain, belajar bagaimana masyarakat saling melengkapi satu sama lain, belajar bagaimana berbicara layaknya remaja biasa.
Semakin lama dia membangun hubungan, dia merasa kalau dirinya yang dulu semakin ditinggalkan. Dia semakin merasa sulit untuk membunuh orang karena dia mulai mengerti akan betapa berharganya sebuah kehidupan. Dia tidak membunuh Nora waktu itu karena tahu masa lalunya yang kelam.
Dia mulai merasakan keberadaan seseorang tertentu baginya itu begitu penting hingga dia ingin melakukan apa saja untuk melindunginya. Saber yang awalnya hanya bertujuan untuk menghancurkan Abyss, lambat laun membangun keinginan untuk melindungi orang-orang di sekitarnya. Dia perlu menegaskan keberadaannya sendiri sebagai orang yang kuat. Karena itulah dia ingin memenangkan turnamen besar kerajaan, menjadi peringkat satu akademi.
Saber sempat mengira dirinya cukup kuat. Dia tidak ragu mengungkapkan identitas asli Kepala Sekolah di pesta itu karena dia ingin urusannya cepat selesai, agar teman-temannya tidak terancam lebih lama lagi. Dia yakin rencananya telah sempurna.
Saber mengira dia memiliki kekuatan dan tekad yang cukup untuk melindungi gadis yang teramat penting baginya, sehingga ketika dia melihat gadis itu ketakutan saat didatangi leluhur pertama, amarah membuat kepalanya terasa panas. Dia mengigit lidahnya sendiri, menghilangkan efek lumpuh akibat terkejut dan rasa takut, lalu melawan sang leluhur. Itulah saat dia menyadari kalau dia masihlah lemah.
Dia tak sadarkan diri setelah meminum darah gadis itu. Ketika guntur bergemuruh keras, berulah matanya terbuka. Saat itu matanya terbelalak melihat pilar mana kuat menjulang menuju langit. Jika tidak ada perisai transparan yang melindungi mereka, Saber tidak yakin dia bisa selamat.
Lalu dia melihat gadis itu datang berjalan dengan bertumpu pada sebatang dahan pohon tipis. Tidak ada kata lain selain "kacau" untuk menjelaskan singkat keadaan tubuhnya. Gadis itu seperti mayat berjalan. Mereka tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak.
Teman-temannya masih menatap terpaku, tak percaya dengan pemandangan itu. Si gadis serigala ambruk menutup mulut dengan kedua tangannya. Air mata meleleh, menetes ke atas tanah. Tuan dari Beithir melangkah mundur sembari bergumam menolak kenyataan. Dua pemuda di belakang terdiam, bibir si pengguna Chariot <Garuda> bergetar. Tuan dari Tiamat ambruk menghantam tanah, tatapannya tak lepas dari gadis itu. Si gadis elf menempelkan kedua tangannya pada dinding perisai, nulutnya berkomat-kamit memanggil nama gadis itu.
Si pemuda naga berambut perak, yang telah hidup bersama gadis itu selama dua tahun, yang paling dekat dengan gadis itu dibanding semua orang di sana, tak bisa berkata apa pun. Tak dapat bergerak, tak dapat bersuara. Dia tidak tahu bagaimana perasaannya. Semuanya tercampur aduk, semuanya terasa gelap.
Sebilah pedang meluncur, menghujam tangan kanan gadis itu. Dia jatuh, ambruk ke tanah. Darah segera memancar keluar. Ketika mereka mengira gadis itu sudah berhenti bergerak, dia kembali merangkak mendekati kubah.
Tangan kirinya yang gemetar menyentuh dinding perisai. Si pemuda menunduk, melihat gadis di depan kakinya. Tanpa sadar dia berlutut, menempelkan tangannya ke perisai, sehingga terlihat seolah tangan mereka menempel satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Dragoneer: Zero
Fantasy«Completed» Dua tahun setelah Saber dan Nora bertempur. Saber yang dibawa oleh kerajaan harus menepati janjinya untuk kembali kepada Lucia. Di sisi lain, ia harus menyembunyikan identitasnya sebagai di kalangan calon ksatria kerajaan. Namun, semuan...