Rencana perlawanan (Bagian 2)

538 50 9
                                    

Rabu, 27 Juni 2049. Lokasi belum diketahui. Jam 09.45.

Seorang pemuda berumur dua puluhan duduk santai di kursinya. Di sampingnya ada seorang gadis yang terlihat berumur empat belas tahunan.

"Tuan Nigel, seluruh <MYSTIC> telah di setel sesuai dengan yang anda perintahkan."

"Bagus sekali, tepat pada waktunya, kau membuatku kagum lagi, Amber."

"Saya hanya menjalankan tugas saya."

"Tentu saja. Kirim seluruh <MYSTIC> ke koordinat yang akan kukirimkan. Buat jadi tiga barisan, barisan pertama untuk barisan penyerang jarak dekat, barisan kedua penyerang jarak jauh, dan yang ketiga barisan pengguna <Chariot>. Untuk pembagian jumlahnya, barisan pertama empat puluh lima persen, barisan kedua dua puluh persen, dan barisan ketiga tiga puluh lima persen. Buat seluruh barisan pertama menyerang dalam formasi persegi panjang, barisan kedua akan mengelilinginya, dan barisan ketiga akan berlindung di belakang."

"Saya mengerti, ketika mereka sudah terdesak ketika melawan barisan pertama dan kedua....."

"Barisan ketiga akan menyerang dan mengalahkan mereka dengan mudah."

"Saya mengerti, tapi, apa saya boleh bertanya, Tuan Nigel ?"

"Silahkan."

"Bagaimana anda yakin bisa menang ? Penyetelan hanya dilakukan selama empat hari, saya yakin itu sudah sembilan puluh enam persen baik, tetapi walaupun jumlahnya cukup banyak, yang akan kita serang adalah akademi kerajaan yang memiliki orang-orang kuat, apa anda yakin hanya menyerang mereka dengan <MYSTIC> ?"

Pemuda berambut putih itu tersenyum.

"Itulah bagian menariknya, mereka tidak akan tahu apa tujuanku sebenarnya."

".......Jangan-jangan, anda berniat untuk......"

"Benar sekali !"

".........Saya mengerti, itu adalah rencana bagus, Tuan Nigel."

"Tentu saja, karena aku adalah ketua <Abyss>."

---------------------------------------------------------
Tanggal yang sama. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 09.56.

Keributan belum berakhir. Para murid mengelilingi ruang guru karena Voscas Setemia masuk ke dalamnya untuk melapor.

Saber yang dari tadi melihat keributan itu sampai bosan karena para murid itu belum bubar juga.

"Apa mereka tidak sadar turnamen dimulai tiga jam lagi ?"

Sekarang memang hanya acara pembukaan dan beberapa pentas seni, tetapi tetap saja seharusnya mereka bersiap.

*Drrrt*

Ponsel Saber bergetar. Ia mengambil ponselnya dari saku celananya. Sebuah panggilan masuk dari adiknya, Alice.

"Halo, Alice ?"

'Halo kakak, sedang sibuk ?'

"Tidak, hanya sedang melihat keramaian membosankan."

'Aku mengerti, kurasa itu memang membosankan.'

"Apa maksudmu ?"

'Aku sudah di depan gerbang sekolah.'

"Apa ? Cepat sekali ?"

'Apa boleh buat, Dorothy sangat senang saat menerima kabar akan bertemu dengan kakak lagi, jadi dia terbang dengan cepat ke akademi ini.'

"Terbang ?"

'Kakak tahu sendiri, bukan ? Dorothy adalah <Dragoneer>, tentu saja dia bisa terbang dengan sayap merah mengkilapnya.'

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang