Kamis, 22 Agustus 2049. Stadion Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 09.28.
*KACHAAAN*
Dua pedang saling berbenturan, menyemburkan pijar merah menyala. Panas cahaya matahari yang sangat terik membakar semangat para calon prajurit yang tengah bertarung di tengah arena berpasir. Yuu menggenggam pedang Azazel seolah itu adalah rapier biasa. Ukuran itu tak menghalanginya untuk mengayunkannya dengan cepat.
Seringai menghiasi wajah mereka, seiring dengan kecepatan ayunan pedang yang gila, semangat mereka semakin meluap, terus meluap hingga wajah mereka merah seperti hampir meledak. Pada penonton diam menahan napas. Mereka melotot seakan bola matanya hampir keluar. Mulut mereka terbuka melihat pertarungan dengan kecepatan yang luar biasa di depan mereka.
Nora melompat tinggi, melakukan flip di udara sebelum mangayunkan pedangnya. Tangan kirinya menekan punggung pedang agar menambah gaya tekan. Dengan lincah, Yuu melepas pedang besarnya. Bilah hitam itu menancap di tanah, sementara enam pasang sayap padat menutup tubuh Yuu seperti sebuah kubah.
Angin kencang meledak, meniup tanah dan debu di sekitar mereka. Yuu menarik napas dalam, menahannya di tenggorokan sebelum mengepalkan tangan. Api hitam menyala, menciptakan cahaya pada kepalan tangannya.
"HAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Bersamaan dengan teriakan itu, Yuu mengibaskan sayapnya, mementalkan Nora ke langit. Posisinya benar-benar buruk untuk bertahan. Yuu mengambil langkah tajam dari kaki kirinya, lalu mengayunkan tinjunya ke langit.
"SKOFOTIA!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Ledakan tercipta sebelum api itu terlontar cepat seperti sebuah misil. Sentakan recoil yang keras membuat lengan Yuu tertarik kembali. Terlihat tangan kanannya yang telah setengah hangus. Gadis itu mengencangkan gigitannya, menahan sakit dan panas luar biasa dari sihir yang ia gunakan.
Seharusnya itu adalah kemenangan, tetapi peringkat Nora bukan sekedar gelar saja. Dia langsung berputar di udara. Distorsi membentuk pola pixel yang melebar pada kubah transparan yang membatasi arena. Nora dapat melihat keuntungan dari kubah tersebut. Beberapa murid sekolah lain sedikit mundur dan berteriak saat distorsi itu meluas.
Nora menengadahkan kepala, raut wajahnya penuh dengan semangat yang meluap, menyeringai dengan gigi taring yang mencuat.
"Hebat! Hebat sekali!"
Kakinya melakukan tolakan, membuatnya jatuh menukik dengan cepat. Bilah pedangnya yang tipis bercahaya putih. Keadaan berbalik. Tangan kanan Yuu yang terluka akan sulit untuk meraih gagang pedang besar di sampingnya. Daya merusak dari pedang dan kecepatan jatuh itu, dikombinasikan dengan sihir yang meluap di bilahnya, Nora akan memberikan kekuatan yang setara dengan ledakan bom.
"YUU!!!!!!!!!!!"
Yuu menoleh pada sumber suara. Sebilah pedang panjang melayang padanya. Reflek, tangan kiri Yuu meraih gagang pedang itu. Itu adalah pedang yang dia pakai sebelumnya, yang dia tancapkan ke tanah setelah menggunakan zirah Azazel.
Saat Yuu menatap wajah Saber, waktu terasa melambat. Iris matanya dapat melihat jelas laki-laki yang melempar pedang itu, yang dengan gesitnya berputar untuk menangkis serangan Erin setelah melemparnya. Terlihat seringai pada raut wajah Saber, serta gerakan bibir yang seolah berkata, "lakukan, Yuu!"
Mata Yuu membulat sebentar, dia kemudian balas tersenyum sambil mengangguk mantap.
"HAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Enam pasang sayap, zirah dada, kaki, dan matanya yang menghitam, semuanya menghilang saat Yuu berteriak, sementara pedang yang ia genggam bercahaya sangat terang. Lengan kiri yang menggenggam pedang itu mulai terbakar saking panasnya mana yang terkonsentrasi pada pedang. Yuu memasang kuda-kuda dengan genggaman pedang di samping pinggang seperti seorang samurai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Dragoneer: Zero
Fantasy«Completed» Dua tahun setelah Saber dan Nora bertempur. Saber yang dibawa oleh kerajaan harus menepati janjinya untuk kembali kepada Lucia. Di sisi lain, ia harus menyembunyikan identitasnya sebagai di kalangan calon ksatria kerajaan. Namun, semuan...