Senin, 27 Agustus 2049. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam. 11.13.
"Seratus tujuh puluh dua Dark Elf," tegas Nona Anneth sambil menatap tablet yang dipegangnya, "jumlah belum pasti, masih terus diselidiki," lanjutnya.
Kepala Akademi Kerajaan, Tuan Derufin, tersenyum mendengar pernyataan itu, sementara Saber yang berdiri tiga meter di depannya tersenyum bodoh sambil memalingkan muka.
Derufin mengubah posisi menyilangkan kakinya. Senyum jahat terlihat jelas di wajahnya, "terima kasih telah memperjelasnya, Anneth," tatapannya tak berubah, terfokus pada wajah Saber, "baiklah, Tuan Saber Drake, ingin menambahkan sesuatu?"
"Tidak ada lagi yang perlu ditambahkan, kepala sekolah," ucap Saber dengan pasrah. Keinginannya untuk tidak menunjukkan kekuatannya hancur sudah.
"Aku ingin bicara panjang denganmu, tapi kau pasti tidak mau, jadi kupersingkat saja," suara ketukan terdengar mengiringi lencana perunggu yang diletakkan kepala sekolah di atas mejanya, "bukti penaikan peringkat, selamat atas peringkatmu yang telah naik hingga menyentuh angka 103. Itu adalah penaikan peringkat tercepat dalam sejarah Akademi Kerajaan."
Saber mendesah panjang setelah melihat lencana perunggu itu, "sepertinya tak ada yang bisa aku lakukan lagi."
"Memang tidak," tukas Kepala Sekolah sambil tersenyum tipis, "tapi setidaknya, sebelum kau pergi, aku ingin bertanya sesuatu padamu."
Saber menatap Kepala Sekolah dengan tidak semangat, "apa itu?"
Kepala sekolah mengetuk-ngetuk meja dengan pulpennya, "kenapa kau tidak ingin menaikkan peringkatmu dari dulu?"
Pertanyaan kepala sekolah membuat Saber menahan napas nya sedetik. Dia berhenti menatap Derufin, sedangkan mata hijau sang kepala sekolah menatap tajam remaja berambut putih itu.
"Dua tahun aku memerhatikanmu, tak ada perkembangan sama sekali, tapi aku tahu siapa kau sebenarnya," Derufin bangkit dari kursinya, "Saber Drake, murid Machenhaft, dipromosikan menjadi guru meski belum setahun dia masuk. Kekuatannya sangat besar hingga mampu melawan leluhur vampir ketiga, Nora Rieldaph Lyphid," jelas Derufin. Saber mengepalkan tangannya saat mendengar penjelasan Kepala Sekolah.
Setelah berpikir selama beberapa menit Saber memutuskan untuk tidak berbohong, "anda benar, aku adalah mantan guru di Machenhaft, meski memang tidak sampai setahun aku di sana," ucapnya, "aku bertahan di rank terakhir atas kemauanku sendiri. Ternyata lebih sulit untuk bertahan di bawah dari pada di atas. Gangguan-gangguan itu sangat menyebalkan, tapi aku memiliki alasanku sendiri."
"Dan, alasan apa itu?"
Saber menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai respon, "aku tak bisa memberitahukannya, ini cukup rumit."
Derufin mencengkeram pulpennya hingga sedikit retak, bukan karena marah tapi rasa penasaran besar yang hampir menelan dirinya. Tapi dia berusaha untuk mengendalikan diri.
"Baiklah, jika begitu, tapi penaikan peringkat ini mutlak, tak bisa diubah lagi. Masalah akan datang padaku jika aku tak mengambil keputusan ini."
Saber tersenyum tipis, "tak masalah buatku, mungkin ini saatnya aku keluar dari bayangan," ujarnya, "lalu, aku ingin bertanya tentang Yuu."
"Nona Adgrei juga mendapat penaikan peringkat," ucap Anneth sambil menatap tabletnya, "248, itu adalah penaikan yang ia dapat. Lalu selama dua Minggu dia berusaha keras di pertarugan ganda, hingga kini peringkatnya telah menyentuh angka 164."
"Bertarung sendirian di pertarungan ganda!?"
"Jika dia beralih ke pertarungan solo, maka akan seterusnya begitu," jawab Derufin, "mungkin dia masih ingin menjadi partnermu," terusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Dragoneer: Zero
Fantasy«Completed» Dua tahun setelah Saber dan Nora bertempur. Saber yang dibawa oleh kerajaan harus menepati janjinya untuk kembali kepada Lucia. Di sisi lain, ia harus menyembunyikan identitasnya sebagai di kalangan calon ksatria kerajaan. Namun, semuan...