Kutipan Surat Ley Hersting

401 30 1
                                    

Selasa, 11 Juli 2049. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 07.03.

"Karen....... Hersting......."

Gadis itu berdiri tegap sambil memegang gagang tas besar di belakangnya. Setelah Saber menyebut nama gadis itu, ia sedikit terkejut, tapi wajahnya tetap tenang.

"Aku terkejut kau bisa mengetahui namaku, siapa namamu ?"

Dengan sedikit keraguan, Saber menyebutkan namanya- nama samarannya yang ia buat secara spontan.

"Ed."

Yuu menatap Saber, ia awalnya ingin bertanya tentang nama "Ed" yang Saber sebutkan, tapi setelah melihat ekspresi Saber, ia mengurungkan niatnya.

"Akan kuingat namamu," ucap Karen. Ia lalu menatap Yuu. "Nona Adgrei, lama tak bertemu."

Yuu mengepalkan kedua tangannya sambil berusaha untuk tetap tenang.

"Mimpi buruk bertemu denganmu, Nona Hersting," ucapnya dengan kesal. "Aku harap kau tidak akan mencampuri urusanku lagi."

Saber menatap Yuu. Baru kali ini ia melihat Yuu sangat marah- tidak, Saber tahu betul kalau Yuu sebenarnya tidak marah, dia hanya menyembunyikan ketakutannya dengan kemarahan.

Karen mendekati mereka berdua. "Aku tahu aku salah dulu, tapi aku belum menyerah. Aku sudah menemukan petunjuk lain."

"Sejujurnya, aku tidak peduli meski itu bisa menolongku. Aku tidak ingin ada yang terluka lagi karena sisi gelapku."

Karena sudah tidak tahan Saber memotong pembicaraan mereka.

"Tunggu-tunggu-tunggu !!!" teriaknya. "Yuu, tenangkan dirimu, meski keadaannya sangat buruk, ketenangan adalah kunci utama memenangkan pertarungan."

Yuu sedikit tertegun; menyadari kesalahannya sendiri. Ia melepaskan kepalanya tangannya dan mencoba menenangkan diri.

"Ya, maafkan aku."

Setelah Yuu meminta maaf, Saber menoleh pada Karen.

"Dan kau, Nona Karen," ucapnya sambil menunjuk Karen, "setidaknya aku mengerti seberapa penting pembicaraan ini bagimu, tapi aku dan Yuu adalah murid akademi ini, jika pembicaraan ini akan berlangsung lama, sebaiknya tunggu sampai kelas kami selesai."

Setelah berpikir sejenak, Karen mengangguk. "Baiklah, aku tunggu kalian setelah kelas selesai," ucapnya sambil berjalan pergi melewati Saber dan Yuu.

Setelah Karen pergi, Saber menghembuskan napas lega. Yuu berjalan mendkeait Saber.

"Terima kasih."

"Tidak apa, aku juga memiliki masalahku sendiri."

Mereka berdua berjalan pergi ke kelas. Lingkungan akademi mulai sepi. Sebentar lagi kelas akan dimulai.

"Tapi.......," ucap Yuu sambil menoleh pada Saber, "Apa maksudmu "Ed" ?"

Sambil menggaruk kepala belakangnya, Saber menjawab, "hanya nama samaranku saja. Tidak perlu terlalu dipikirkan, aku sudah bilang memiliki beberapa masalah."

"Dengan Nona Karen ?"

"Tidak, tapi dengan ksatria kerajaan."

"Eh !?" Yuu terkejut mendengarnya.

"Ah, jangan salah sangka, bukan berarti aku kriminal," ucap Saber sambil melambaikan tangan kirinya. "Daripada itu, bisakah kau ceritakan masalahmu itu ?"

Yuu sedikit muram.

"Jika kau tak menceritakannya pun tak apa."

Yuu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak apa, ini tidak seperti rahasia besar."

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang