Rabu, 29 Agustus 2049. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 08.12.
"Lost Order?"
Saber mengangguk menanggapi pertanyaan balik Yuu. "Kamu tahu sesuatu tentang itu?"
Yuu memejamkan mata, lalu berpikir keras tentang apa yang Saber sebutkan, "rasanya pernah dengar," merasa mendapat jalan buntu, Yuu menggeleng-gelengkan kepalanya, "aku lupa di mana aku pernah mendengarnya."
"Begitu," Saber kembali karpet coklat tebal di depan ujung jari kakinya. Tembok tebal tempat ia bersandar terasa lebih dingin ketika ia berpikir keras. Sementara Yuu menatap bingung Saber Yang bersikap aneh.
Yuu membuka ponsel pintarnya. Jari-jarinya bergerak lincah saat mencari informasi melalui internet, tapi hasil yang tak diharapkan membuatnya terkejut, "Eh, tak ada?"
Wajah Saber menengadah sedikit mendengar teriakan keterkejutan Yuu, "apa?"
"Sama sekali tidak ada hasil tentang Lost Order, aneh sekali," Yuu terus mengusap layar ponsel pintarnya untuk mencari hasil yang memuaskan, tapi tetap saja nihil. Saber mendesah panjang melihatnya.
"Yuu, jika hasilnya ada di internet, aku tidak akan bertanya padamu," keluhnya. Sadar akan kesalahannya, Yuu segera mematikan ponselnya dan melempar pandangan, "be-benar juga ya..............."
Kamar itu seketika dipenuhi atmosfer kecanggungan yang berat, rasanya seperti tiba-tiba berada di kutub selatan. Sangat dingin. Seribu kata-kata mengalir seperti sistem komputer di kepala Yui, tapi mulutnya tak mampu berkata apa-apa.
"Untuk kamu ketahui, bukan tanpa alasan aku menanyakan sesuatu yang tidak ada di internet," Saber memulai percakapan sambil berjalan pergi dari kamarnya, "alasannya belum boleh kamu ketahui sekarang, jadi maaf."
Saber pergi dari kamar itu, meninggalkan Yuu dalam udara kebingungan yang terasa. Yuu menatap pintu yang menutup, disertai suara langkah kaki yang semakin menjauh dari kamar.
Taman hari ini terlalu ramai untuk hari Rabu yang biasa, kecuali ketika kita menyadari bahwa hari Rabu itu tidak seperti biasanya. Pertempuran pertama Saber telah menjadi topik hangat bahkan sebelum pertandingan itu dimulai. Kebanyakan penasaran dengan kekuatan Saber sebenarnya, kebanyakan lagi bertaruh bahwa Saber hanya penipu.
Setelah melihat keramaian itu sekilas, Saber memutuskan untuk berjalan pergi ke arah pepohonan di sekeliling taman. Akademi Kerajaan berada di dekat danau kecil, dan itu baru diketahui Saber. Dia berniat pergi lagi ke danau itu untuk menenangkan diri.
Namun, baru saja dia berjalan sebentar ke dalam rimbunnya pepohonan saat ia menyadari ada bayangan seseorang dibalik salah satu pohon.
"Lost Order huh?" sosok itu berkata terlebih dahulu sebelum Saber memulainya. Hal yang dia katakan membuat Saber semakin yakin siapa orang itu.
"Sudah kuduga kau menguping kami, Erin."
Gadis elf itu bersandar pada pohon besar di belakangnya. Saat Saber berbalik, tangannya bersiap menyentuh gagang pedang partikel yang dingin. Di sisi lain, menyadari kewaspadaan Saber, Erin malah membuang pedang partikel yang menjadi satu-satunya senjata pertahanannya.
"Aku tak membawa Hydra, dan aku juga tidak berniat bertarung."
"Haruskah aku percaya pada seseorang yang menguntitku hampir setiap hari?"
"Terserah padamu mau percaya atau tidak," Erin melangkahkan kakinya pada tanah lembut yang sedikit gersang, "kudengar kau mencari informasi tentang Lost Order?"
"Tidak darimu," balas Saber. Tak ada sedikit pun atmosfer pertemanan darinya.
"Aku bisa memberitahumu sedikit yang kutahu, tapi sebagai gantinya kau harus memberitahu apa yang ingin aku tahu, bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Dragoneer: Zero
Fantasy«Completed» Dua tahun setelah Saber dan Nora bertempur. Saber yang dibawa oleh kerajaan harus menepati janjinya untuk kembali kepada Lucia. Di sisi lain, ia harus menyembunyikan identitasnya sebagai di kalangan calon ksatria kerajaan. Namun, semuan...