Voscas Setemia

37 3 0
                                    

Sabtu, 24 Agustus 2049. Akademi Khusus Ksatria Kerajaan. Jam 07.12.

Kericuhan terjadi di depan gedung asrama siswa. Orang-orang berbondong-bondong datang menunggu kedatangan satu orang yang sedang naik daun belakangan ini. Hampir seluruh siswa akademi, dari berbagai angkatan, orang-orang yang awalnya lawan di turnamen, semuanya menunggu dia untuk keluar dari kamarnya.

Namun, yang bersangkutan berdiri di depan jendela. Matanya memandang kerumunan yang liar memegang kamera.

"Ini sih mengerikan," komentarnya, "Voscas sialan, tak kusangka dia bisa memikirkan ide itu."

Yuu berjalan mendekatinya, "ini bertentangan dengan keinginanmu, tapi bukankah itu bagus? Kau lihat wajah Rigel saat itu?" Yuu terkikik, "sejujurnya aku puas, seperti ingin berkata "rasakan itu!" di depan mukanya."

Saber tersenyum, merasa kalau perubahan sikap Yuu ternyata cukup signifikan, "apa yang terjadi dengan dirimu yang lama? Gadis serigala pemalu itu...."

Pipi Yuu merona merah seperti ditetesi cat, "a.... apa maksudmu!!! Aku ya aku!!!"

"Yaaa, aku paham," balas Saber, tersenyum jahil sambil menepuk lembut kepala Yuu," ayo, kita harus pergi sekarang."

---------------------------------------------------------

"Kerja yang sangat bagus, kalian berdua, kenaikan peringkat kalian telah dikonfirmasi dan diresmikan," ujar Kepala Sekolah, Sigurd Derufin, "selamat, ini adalah rekor peningkatan peringkat tercepat sepanjang sejarah Akademi Khusus Ksatria Kerajaan."

"Terima kasih, kepala sekolah," jawab Yuu dengan bahasa yang sangat sopan, berbeda dengan Saber yang hanya mengangguk merasa jawabannya sudah diwakilkan oleh Yuu.

Sigurd Derufin mengembalikan tablet selebar sebelas inci itu pada Anneth. Tangannya kemudian memainkan pulpen kecil yang sebelumnya tergeletak di atas meja. Napas panjang ditariknya sebelum melanjutkan pembicaraan.

"Anneth, berikan itu pada mereka."

"Baik, Tuan Sigurd."

Anneth mengambil sesuatu dari tas selempang kecil yang melilit pinggangnya. Dua buah piringan logam dengan diameter sekitar sepuluh sentimeter berwarna merah dan emas diberikan kepada mereka berdua.

"OOHH!!!! Ke... kepala sekolah..... I.... ini............."

"Benar," Sigurd Derufin mengangguk dengan wajah sombong, "Lencana Merah. Lambang dari keberanian dan kehormatan. Lencana itu bisa digunakan untuk mendapat akses khusus beberapa fitur di akademi ini, serta menjadi jaminan kalian untuk masuk ke barisan militer kerajaan."

"Kepala sekolah, apa kami memang pantas? Maksudku, kami baru memenangkan turnamen ini kali ini saja, sementara Lencana Merah itu kurasa berada dalam tingkatan berbeda," tanya Saber, Tanpa memerhatikan bahasanya seperti biasa. Sigurd dan Anneth sudah terbiasa dengan itu, sehingga mereka hanya mengabaikannya.

"Benar. Voscas Setemia mendapat lencana itu setelah menang tiga kali berturut-turut. Namun, kalian berdua juga berada dalam tingkatan berbeda. Saya memberikan itu karena prestasi kalian di Vertmere. Aku dengar kalian juga ikut membantu sebisanya. Selain itu, kalian tentunya sadar peringkat kalian sebelumnya. Kebolehan kalian mendaki dari posisi terbawah sampai merebut peringkat teratas cukup memberikan keberanian pada mereka yang bernasib sama. Itu cukup untuk membuat kalian pantas menerima penghargaan."

Saber mengangguk pelan, "begitu. Aku mengerti."

Sigurd membalas senyumannya, lalu melepaskan penat dan bersandar pada kursi yang empuk, "saya rasa itu saja. Publikasi peringkat kalian akan diadakan pada pesta nanti malam. Kalian jangan lupa datang."

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang