Sisi gelap

265 20 0
                                    

Senin, 17 Juli 2049. Kota Ashollow, Lembah Prymist, Pegunungan Vertmere. Jam 09.12.

Karen terus berkutat pada sekumpulan kristal aneh yang tersimpan di dalam botol kaca yang ada di depannya. Beberapa botol berisi cairan alkemis kuno yang sangat langka. Sambil menggambar lingkaran sihir, Karen beberapa kali melafalkan mantra yang membuat isi dari beberapa botol bercahaya, tapi hanya sebentar, cahaya itu kemudian padam kembali.

"Bagus."

Karen menyimpan kembali botol-botol kecil itu dengan hati-hati ke tas yang tergantung di pinggangnya. Setelah menutupnya dengan kain basah, Karen kembali ke penginapan.

Membuat cairan alkemis, yang mana merupakan keahlian keduanya sudah menjadi kebiasaannya di Markas Besar Ksatria Kerajaan. Memang tidak sehebat alkemis asli, tapi ramuan buatannya lumayan sebagai penyembuh. Keahlian itu ia dapat dari neneknya, Ley Hersting. Beliau adalah alkemis negara, sage, professor, dan peneliti <Chariot> terbaik di Rearia. Wajar saja Karena mewarisi sedikit kemampuannya.

Setiap langkah dari kaki rampingnya membawanya keluar dari hutan. Membuat racikan alkemis baru sangat beresiko, karena itu ia tidak bisa membuatnya dalam penginapan. Bahkan dia memakai dua lapis sarung tangan untuk menghindari tumpahnya cairan meski hanya setetes.

Fran dan Nora sedang duduk di sana, sambil menggunakan sihir penyembuhan ringan pada kedua guru yang masih terbaring dengan perban yang melilit sebagian besar tubuh mereka. Namun, uap hitam aneh seakan menolak sihir penyembuhan itu, sehingga regenerasi luka yang mereka derita cukup lama.

Mendapati semua itu tidak ada gunanya, Nora menutup mata dan mendesah pelan. "Ini percuma," ucapnya sambil menepuk jidat, "bahkan sihir penyembuhan bangsa vampir tak mampu mengalahkan kutukan para hewan buas itu."

Tak lama, Fran juga menyerah pada sihirnya. Ia menyeka keringat yang membanjiri jidatnya, dan setiap napasnya juga terdengar agak serak seperti mesin bermotor yang usang. Fran lagi-lagi mengalami gejala kekurangan mana.

"Ya, aku setuju denganmu."

Menyesali ketidakmampuannya, Nora memukul lantai dengan tinjunya.

"Ini menyebalkan, kenapa mereka berani membuat kota kecil di tempat seberbahaya ini?"

"Karena pada dasarnya, ini adalah tempat pelatihan militer." Fran menjawab dengan napas yang seakan hampir habis.

"Hee.... manusia mengerikan juga."

"Tidak semengerikan kalian."

Karen berjalan melewati pintu kayu yang terbuka, tanpa permisi atau mengucapkan apapun selain mengomentari kata-kata Nora. Dengan sopan, dia duduk di samping Violet-sensei, tapi agak menjauhi Nora yang juga duduk di sampingnya.

"Satu-satunya alasan kenapa kami berusaha seperti ini adalah karena ancaman seperti kalian," ucapnya dengan kasar. Tapi Nora sama sekali tak tersinggung. Dia mengerti apa yang dirasakan Karen, meski Karen belum pernah menceritakannya. Tidak bisa disangkal jika seseorang menyebut Nora sebagai vampir yang jahat, karena memang begitulah kenyataannya sebelum ia bertemu dengan Saber.

Karen mengambil sebuah botol kecil dari tas kulit yang melilit pinggangnya. Cairan biru yang memancarkan cahaya seperti pijar tampak mengendapkan bubuk biru tua di dasar botolnya. Sebelum ia membuka gabus yang menyumbat mulut botol itu, ia mengocoknya beberapa kali sampai endapan itu hilang, dan cahaya pijar biru yang dihasilkan semakin terang.

"La vie les bleu roses ,"

Setelah dia mengucapkan mantra itu, ia mencabut gabus penyumbat, dan cahaya pelangi memanjang menari-nari di udara seperti kembang api dalam ruangan remang-remang berdinding kayu yang mereka tempati.

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang