Half

548 49 2
                                    

Minggu, 17 Juni 2049. Akademi khusus ksatria kerajaan. Jam 08.14.

"Di..... DIPINDAHKAN !?"

Nora berteriak kepada Saber.

"Ugh, tidak usah teriak juga, kan ?"

"Tunggu, kenapa ? Bagaimana bisa aku dipindahkan ?"

"Ceritanya panjang, tapi sekarang, kau akan dipindahkan ke kamar Erin Siant mulai hari ini."

"Tunggu, mana mungkin aku mau ! Pasti ada kesalahan, mana mungkin-"

"Yaah, apapun alasannya, itu tidak mengubah apapun." Saber memotong perkataan Nora yang panik.

"Haah, seperti biasanya, kau bertindak tanpa pikir panjang, suatu hari aku ingin meminta penjelasan darimu."

"Baiklah !"

"Yah, baiklah, aku harus mempersiapkan perpindahanku dulu."

"Ya, aku akan keluar sebentar."

Saber berjalan keluar dari kamarnya. Tetapi, sebelum keluar kamar, ia berhenti di depan pintu.

"Hei, Nora."

"Apa ?"

"Aku..... minta maaf, karena sudah membuatmu dipindahkan."

Nora yang seakan mengerti keadaan Saber tersenyum.

"Tidak apa-apa, jangan dipikirkan, mungkin aku memang harus pindah dari sini. Lagipula bukankah kau akan tenang jika aku pindah ?"

"Itu, bukan seperti aku menginginkannya, tapi aku berjanji, jika sudah tiba saatnya aku bisa menggunakan kekuatanku, akan kubawa kau kembali."

"Ha-ha-ha, tidak perlu membuatnya seolah-olah aku pergi jauh, kita masih satu sekolah."

"Haha."

Saber berjalan satu langkah, kemudian berhenti lagi teringat sesuatu.

"Oh ya, sebaiknya kau berhati-hati dengan Erin."

"Kenapa ?"

"Dia seorang <Dragoneer>."

"Hoo, menarik, <Dragoneer> keberapa dia ?"

"Tujuh, walaupun dia yang terlemah, tetapi dia tetap harus diwaspadai."

"Baik-baik, terima kasih atas informasinya."

Saber pergi dari kamar itu. Dia berniat pergi berkeliling taman sekolah sebentar.

Tidak biasanya dia melakukan itu. Semua orang melihat Saber dengan tatapan aneh dan bingung. Di sekitar taman sekolah, Saber bisa disebut "tidak pernah ada" karena dia memang sangat jarang pergi ke taman sekolah walaupun hanya sekedar melihat-lihat. Karena itu juga orang-orang melihat Saber dengan tatapan aneh dan merasa Saber adalah orang asing.

Saat ia sedang berjalan-jalan, suara yang terdengar samar-samar menarik perhatiannya. Dia berhenti berjalan dan melihat kanan-kiri.

Asal suara itu adalah di dalam hutan, walaupun sebenarnya Saber tidak tertarik untuk melihat asal suara itu, dia tetap mendekatinya karena sedikit penasaran.

Dia bersembunyi di balik sebuah pohon, mengintip apa asal suara itu seperti seorang penguntit.

Pembullyan. Yang Saber lihat adalah seorang murid laki-laki, memakai jaket hoodie yang menutupi wajahnya, celana pendek selutut, dan tubuhnya agak merah karena darah serta penuh luka memar. Di sekelilingnya adalah lima orang murid yang terus memukulinya dengan sarung pedang serta benda tumpul lainnya, juga menendangnya dengan kakinya. Murid itu meringkuk sambil memegang kepalanya.

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang