Sebuah solusi (Malaikat hitam bagian 2)

339 26 1
                                    

Rabu, 12 Juli 2049. Akademi khusus Ksatria Kerajaan. Jam 06.13.

"Silahkan masuk," jawab Kepala Sekolah setelah bunyi ketukan dari luar pintu. Seseorang masuk melalui pintu otomatis itu, itu adalah Saber yang membawa secarik kertas.

"Oh, kau lagi, Saber. Ada apa datang sepagi ini ?"

"Permisi, Kepala Sekolah, saya ingin mengajukan formulir izin kamp pelatihan," ucap Saber sambil meletakkan kertas itu di meja Kepala Sekolah. Kepala sekolah langsung membacanya.

"Pusat Pelatihan Militer Ashhollow City. Jadi kau serius soal turnamen bulan depan, ya ?"

"Saya pikir sudah saatnya saya harus serius."

Kepala Sekolah memberikan telapak tangannya pada Nona Anneth yang berdiri di sampingnya, Nona Anneth langsung memberikan pulpennya ke Kepala Sekolah.

"Jadi kau sudah mendapat alasan untuk itu ?" tanya Kepala Sekolah sambil menandatangani formulir itu.

"Mungkin jika diucapkan dengan sedikit sombong, saya hanya ingin merasakan lagi kepuasan setelah menang dari pertempuran."

Kepala Sekolah terkikik. "Oh, aku tidak menyangka kau bisa begitu, Saber."

Kepala Sekolah memberikan lagi formulir itu pada Saber. "Ini, dengan ini kau kuizinkan melakukan kamp pelatihan selama sepuluh hari."

"Baik," jawab Saber sambil mengambil kembali formulirnya. "Terima kasih, kepala sekolah."

"Oh ya !" Kepala Sekolah menepuk tangannya. "Ada sesuatu yang harus kuberikan padamu......., Anneth, bisakah kau mengambilkannya ?"

"Baik, Tuan Sieg," jawab Anneth singkat, lalu ia pergi ke dinding yang ada di sisi kiri meja Kepala Sekolah. Setelah Anneth menempelkan telapak tangannya ke dinding itu, lapisan logam setebal sepuluh sentimeter terdorong ke dalam dinding, lalu bergeser seperti lemari.

"Wow, lemari rahasia !" teriak Saber kagum.

"Ini aku gunakan untuk barang-barang penting."

Setelah membawa sebuah tongkat bercahaya biru, pintu itu tertutup otomatis.

Tongkat yang Anneth bawa adalah tongkat dengan panjang empat puluh puluh sentimeter, berwarna hitam legam, dan di pangkalnya terdapat cahaya biru. Anneth memberikan tongkat itu pada Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah memberikan tongkat itu pada Saber.

"Apa ini ?" tanya Saber sambil mengambil tongkat itu.

"Pedang Partikel, tapi itu lebih diperkuat."

Ada sebuah tombol di tongkat itu. Setelah Saber menekan tombol itu, cahaya biru di pangkalnya semakin kuat, dan bilah pedang bercahaya biru tua muncul. Itu adalah bilah pedang besar; lebarnya dua puluh sentimeter di pangkalnya. Dengan sudut seratus sepuluh derajat di ujung bilah, itu seperti pedang lainnya. Panjangnya mencapai seratus dua puluh sentimeter; seratus enam puluh jika gagangnya dihitung. Namun, meski termasuk pedang raksasa, itu tetap ringan karena bilah pedang itu hanyalah sekumpulan mana yang dipadatkan.

Saber sedikit tercengang ketika bilah pedang itu muncul. Ini adalah pedang yang cukup besar, dan tidak biasanya Saber rmemakai pedang besar.

"Kekuatannya setara dengan <Rank A Chariot>, jadi tidak perlu khawatir," ucap kepala sekolah dengan tenang. "Biar aku menjelaskannya sedikit, pedang partikel itu aku dapat beberapa bulan lalu, sebagai hadiah dari kenalanku. Tidak seperti pedang partikel lainnya, pedang partikel itu memiliki sumber mana sendiri untuk menciptakan bilah pedangnya. Kelebihannya, kekuatan bilahnya jauh lebih kuat dari pedang partikel biasa, tapi kekuarangannya, ketika bilahnya hancur, maka tidak bisa dipulihkan lagi, kecuali kau mengganti inti mananya."

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang