Jum'at, 14 Juli 2049. Lembah Prymist, Pegunungan Vertmere. Jam 07.32.
Sinar matahari menyinari lembah berudara sejuk. Membawakan kehangatan setelah diselimuti kedinginan malam yang seakan menusuk tulang.
Saber berdiri di sana, di atas tebing batuan yang berada tepat di depan ngarai. Pakaian olahraga biasanya cukup basah oleh keringat setelah ia melakukan pemanasan beberapa menit yang lalu.
Saber menutup matanya. Mana murni yang berada di sekelilingnya sangat melimpah, dan sangat bagus bagi penyihir untuk berlatih di tempat seperti itu.
Ia mencoba merasakan aliran mana di tubuhnya. Aliran mana terasa mengalir di lengan kirinya; tapi tidak dengan lengan kanannya. Apa yang ia rasakan adalah kehampaan dalam kekuatan sihir, tapi justru meluap-luap untuk kekuatan yang berbeda.
Saber mengangkat tangan kirinya, sembari tetap merasakan aliran mana di tubuhnya.
"Wahai roh angin......."
Angin berputar di telapak tangan kirinya, membentuk sebuah bola saat Saber melafalkan mantra. Ia mengepalkan tangan kirinya dan bola angin itu memanjang.
"Akri tou anemou......"
Membentuk pedang transparan, tapi itu benar-benar ada di genggaman Saber. Sebuah pedang dari angin yang tajam. Tidak terlihat, tapi mematikan.
Saber mengayunkan pedang itu. Itu terasa lebih ringan daripada pedang partikel.
Namun, Saber merasakan sakit yang luar biasa tepat setalah pedang anginnya menghilang. Lengan kanannya tiba-tiba berdarah, dan apa yang terlihat seperti api yang transparan menyala di mata kanannya, tapi itu tidak membakar apapun.
Inilah dampak pertempurannya dengan Nora dua tahun lalu. Selain membuat Saber Tidak bisa menggunakan sihir, tato hitam di lengan kanan Saber akan semakin memanjang setiap Saber memakai sihirnya.
"Lagi-lagi......"
Saber mengayunkan lengan kanannya. Darah bercipratan ke tanah. Ia lalu memakai handuk kecil yang biasa ia bawa saat berolahraga(meski ia jarang berolahraga) untuk membersihkan darah yang tersisa di tangannya.
Tato itu benar-benar melebar. Bahu kanan Saber sudah terkena efek tidak bisa memakai sihir. Itu tentu sebuah kekurangan yang fatal bagi seorang ksatria sihir.
"Lebih baik aku kembali."
Saber berbalik, lalu pergi dari sana, kembali ke penginapan.
Kota Ashollow, sesuai dengan apa yang Saber rencanakan dari awal. Melakukan kamp pelatihan di daerah itu merupakan keputusan yang sangat tepat.
Tidak mudah untuk mencapai daerah itu. Saber bersama teman-temannya; serta dua orang guru pembimbing, Violet dan Arvegill Gardner. Mereka harus naik bis ke Kota Micrea, lalu naik pesawat dari bandara Dorsnow ke Bandara Fallmage di Kota Adiralith, daerah terendah di Pegunungan Vertmere. Lalu mereka harus berjalan menyusuri jalan setapak sepanjang hampir tiga kilometer ke Lembah Prymist, terakhir, mereka lanjut berjalan sejauh lima ratus meter ke Kota Ashollow, dan akhirnya mereka menemukan penginapan.
Perjalanan itu hampir memakan waktu selama hampur enam belas jam. Saber memang kuat menempuh perjalanan itu, tapi yang lainnya langsung tak bergerak begitu masuk ke penginapan.
Hari ini pun sama. Saber bangun jam Lima pagi, sedangkan yang lainnya masih tertidur. Ia melakukan lari pagi sejauh satu kilometer ke ujung Lembah Prymist, yaitu jurang tempat Saber melakukan pelatihan sendirian. Setelah pemanasan beberapa menit, ia langsung berlatih ringan.
Sudah cukup lama ia tidak berolahraga seperti itu. Tubuhnya mungkin sudah kaku, seperti mesin berkarat yang dinyalakan kembali.
Penginapan tempat Saber dan yang lainnya menetap, itu bukanlah sebuah villa mewah. Itu adalah rumah sederhana dengan empat kamar tidur kecil, dua kamar mandi, satu ruang makan yang bersatu dengan dapur, dan satu ruang keluarga. Dindingnya terbuat dari kayu berwarna cokelat tua, tapi sangat kuat. Ada dua jendela di ruang keluarga, satu jendela di setiap kamar, dan satu jendela kecil di dapur. Serta juga ada cerobong asap yang terhubung dengan perapian di ruang keluarga. Penginapan itu bertipe rumah panggung, jadi ada tangga di depan pintu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Dragoneer: Zero
Fantasía«Completed» Dua tahun setelah Saber dan Nora bertempur. Saber yang dibawa oleh kerajaan harus menepati janjinya untuk kembali kepada Lucia. Di sisi lain, ia harus menyembunyikan identitasnya sebagai di kalangan calon ksatria kerajaan. Namun, semuan...