Mana merah cahaya hitam

539 50 0
                                    

Rabu, 27 Juni 2049. Akademi Khusus ksatria kerajaan. Jam 17.34.

Alice berdiri di depan pintu ruang perlindungan ratu.

Sebagai seseorang yang kuat, ia diberi tugas untuk mengamankan para murid dan sang ratu dari serangan. Alice berada di depan pintu ruang pengaman bersama dengan dua belas ksatria penjaga.

Wajahnya menunjukkan ekspresi khawatir yang sangat besar. Rasa khawatir terhadap kakaknya yang berusaha melawan ribuan <MYSTIC> di luar sana.

Ia ingin sekali membantu kakaknya, namun tugasnya sebagai penjaga ruangan ratu lebih utama.

Di dalam ruangan itu, delapan ksatria dan seorang <Trained Knight Elite>, Voscas Setemia, menjaga sang ratu.

"Hei, apa seluruh murid di sini sudah di evakuasikan ?" Sang ratu bertanya pada Voscas.

"Tentu sudah, Ratu."

Sang ratu juga menampakkan ekspresi khawatir yang sama seperti Alice.

"Apa pasukan ksatria dan pasukan <MYSTIC> sudah datang ?"

"Mereka sudah diluncurkan, tetapi sepertinya butuh waktu agar mereka sampai ke sini."

"Anda tidak perlu khawatir, ratuku, sudah tugas ksatria untuk melindungi anda." Seorang pria besar dengan zirah lengkap di samping lain ratu mencoba menenangkan sang ratu.

"Sejujurnya, aku tidak terlalu khawatir dengan keadaanku sendiri, tetapi apabila murid-murid akademi ini terluka, itu lebih menyakitkan bagiku."

"Anda tidak perlu khawatir, ratu."

Sang ratu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, kemudian menenangkan dirinya sendiri.

"Kau benar, mungkin aku terlalu khawatir."

"Ya, mohon tenanglah."

Lagipula, <dia> pasti sedang berusaha keras sekarang.

Voscas terlihat tenang dari tadi. Kelihatannya dia mengetahui sesuatu yang menarik.

"Semoga beruntung, Saber......." Ia bergumam dengan senyum lebar di wajahnya.

---------------------------------------------------------
Pertarungan semakin sulit. Hari mulai gelap dan pasukan ksatria kerajaan belum datang membantu.

Yuu berdiri di tengah pertempuran. Di belakangnya berdiri Cheva. Saber dan Dorothy yang berada di sampingnya.

Saber mencoba bangkit. Jantungnya masih terasa sakit.

"Tenanglah, aku akan mengatasinya !"

Yuu memperlihatkan tampang sombongnya.

"Tidak........ Larilah........." Saber masih mencoba bangun.

"Saber.........." Dorothy menatap Saber yang mencoba bangun.

Ketika sudah menetapkan keputusan, Dorothy menatap Yuu.

"Gadis serigala, kau bisa mengatasinya sebentar ?"

"Ya, aku akan membantu !"

"Bagus, kami akan membawa Saber dari sini, tolong ulur waktu."

"Baiklah !"

Yuu berlari ke arah laki-laki berambut pirang itu.

"Ayo, Saber."

Dorothy mencoba mengangkat Saber, tapi Saber menolaknya.

"TIDAK !!!!!!"

Cheva mencoba membantu Dorothy, namun Saber tetap tidak mau.

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang