Satu Lagi Raja Iblis

22 3 0
                                    

Ruang putih itu sudah terasa biasa bagi Saber akhir-akhir ini. Dulu dia biasanya tidak pernah bermasalah untuk menggunakan <Chariot>, tapi semenjak berada di Akademi Khusus, seringkali dia harus masuk ke ruang kosong dalam jiwanya itu.

"Padahal rasanya baru kemarin kau berkata tidak akan menggunakanku lagi."

Suara gadis remaja bergema, tapi tidak membuat Saber langsung menoleh. Dia tahu siapa itu, dan dia tidak heran jika dia marah.

"Aku benar-benar tidak berniat menggunakanmu, sungguh. Aku juga tidak menyangka Erin akan membawakan pedang itu padaku."

Gadis itu berdecak kesal, "lalu apa itu? Apa maksudmu menggunakan suntikan itu?"

".......... Situasinya memaksa."

"Kau sudah menyerah dengan sihir?"

Itu benar. Baik Saber maupun <Zero> tahu betul apa ramuan itu. Ramuan itu tidak dibuat massal, tidak bisa diracik sembarang orang. Bahkan Saber yang begitu ahli dalam trik sihir tidak bisa membuatnya. Ramuan itu dipesan khusus ketika dulu Saber masih menjadi pengelana tunggal. Itu dapat menahan korosi akibat kekuatan roh selama lima belas menit. Selama lima belas menit itu, Saber dapat bebas menggunakan sihir, bahkan menggunakan <Chariot> secara penuh.

Namun, tentu saja bukan berarti tidak memiliki efek samping. Sejatinya ramuan itu sama saja seperti narkotik atau doping. Selesai menggunakan, akan ada efek kecanduan. Saber akan merasakan rasa sakit luar biasa serta kelumpuhan sementara. Bukaan sihirnya pun akan menutup untuk beberapa jam selanjutnya. Selain itu, rasa sakit yang dirasakan ketika korosi itu menyebar akan dirasakan lagi nanti. Ramuan itu terasa seperti obat curang, tapi itu memiliki bayaran luar biasa.

Sebelumnya, <Zero> memutuskan untuk tidak berhubungan dengan Saber untuk sementara. Di luar dari <Zero>, entitas Leviathan dan Bahamut tengah berusaha keras memperbaiki korosi sihir Saber. Bahamut, terutama, dia jauh lebih dekat dengan Saber dibanding semua orang yang pernah dia temui. Dia berusaha keras menutup tato korosi di lengan kanan Saber. Karena itulah dia setuju <Zero> diciptakan. Penggabungan <Leviathan> dan <Bahamut> tidak memerlukan dua jiwa. Itulah kenapa kepribadian yang ada dalam <Zero> adalah Leviathan, agar Bahamut dapat fokus pada penutupan korosi.

"Aku akan mengakhirinya sekarang, dan setelah selesai, aku bis mengambil masa istirahat sejenak."

<Zero> mengerutkan dahi, mengencangkan tinjunya sambil bersidekap. Saber tidak hanya sekali ini saja berkata begitu. Istirahat baginya hanya omong kosong saja. Pada kenyataannya, dia akan terlibat lagi dalam hal berbahaya tepat saat dia mengambil satu langkah menuju istirahatnya.

"........ Berapa menit lagi waktu tersisa?"

"Kurang lebih..... lima menit."

"Apa itu cukup?"

"Dengan <Zero>, itu lebih dari cukup."

<Zero> mendesah panjang, melepaskan sidekapnya. Beberapa kali dia menepuk dahinya agak kuat dengan telapak tangan, merasa tidak habis pikir dengan jalan pikiran Saber. Namun, dia memang sudah terbiasa.

"Baiklah, aku beri kau waktu empat menit. Akan kugunakan satu menit untuk mengurangi gejala efek sampingnya."

"Baiklah, terima kasih."

"Tidak perlu terima kasih. Aku tahu kau akan menggunakanku cepat atau lambat," Zero berjalan mendekati Saber, "berbalik," ujarnya singkat. Saber menurut. Tepat setelah dia berbalik, tangan yang ramping meluncur cepat, menusuk tepat di tengah dada Saber. Pemuda itu sedikit tersentak, tapi dia tidak seterkejut itu.

"Aku sudah memberimu izin........ habisi mereka secepat mungkin."

Saber menyeringai lebar, "tidak perlu diberitahu!"

Seven Dragoneer: ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang