Chapter 58 : 'Pergi'nya sang Wanita Hebat

112 13 3
                                    


Hari yang cerah di Kyoto.

Risao baru saja kembali ke kastil usai berkeliling memeriksa pasukan di kota, jabatannya yang baru sebagai panglima utama kerajaan membuatnya menjadi sedikit lebih sibuk.

Sisi baiknya, beban Risao sedikit terbantu karena sekarang Sakurazaka memiliki 5 jenderal sekaligus, dan dengan begini Risao kedepannya mungkin akan lebih mudah saat yang lain terbiasa.

"Hikaru, Kai dan Ten akan butuh waktu untuk terbiasa dengan pekerjaan sebagai jenderal, yaah kuyakin mereka bisa...kalau, Yui...dia sudah terbiasa mengurus banyak orang" gumam sang panglima.

Berbicara tentang Yui, Risao teringat kebodohannya sendiri saat perang di Kyoto dengan menyebut wanita itu sebagai 'Yui-ku', mengingat hal itu, Risao serasa ingin mengutuk dirinya sendiri.

Hal yang membuat Risao heran adalah sikap Yui padanya tidak berubah, kecuali menjadi lebih galak dari biasanya, apalagi semenjak wanita itu kini juga berpangkat Jenderal seperti dirinya.


"kita sekarang setara, jadi aku tak perlu bersikap terlalu sopan di hadapanmu, iya kan?" ujar Yui saat seusai upacara pelantikan 5 jenderal. Risao ingat wanita itu berkata demikian sembari menendang pinggang Risao keras lalu pergi begitu saja.



"haah, dasar wanita sulit dimengerti"

"siapa yang sulit dimengerti?"

Risao kaget dengan suara yang tiba-tiba terdengar, ia menoleh lalu mendapati Hikaru tidak jauh darinya, Risao bernafas lega "oh Hikaru, syukurlah aku kira Yui tadi"

"memang kalau kak Yui kenapa?"

"tidak apa-apa..."ujar Risao sembari lanjut berjalan.




Sementara itu, Ten di ruangan kerjanya sedang berbicara dengan ayah angkatnya, Master Takahiro.

Master Takahiro menyampaikan perasaan bangganya terhadap anak angkat kedua nya itu, ia juga meyakinkan Ten bahwa sang kakak, Hirate Yurio pasti juga berbangga di alam sana.

Tidak lama kemudian Master Takahiro pergi karena masih mengurus dojo nya yang baru, pria itu juga bilang bahwa Ten harus fokus dengan pekerjaan barunya yang di angguki sang anak asuh.

Tak lama, salah satu prajurit masuk sembari membawa berkas

"jenderal Yamasaki, ini ada beberapa hal yang perlu persetujuan anda"

"oh, baiklah, berikan padaku" ujar Ten lalu membuka beberapa catatan itu "hmm..oh ini dari gubernur di Osaka, tepat sekali aku bisa meminta untuk mengirim surat ku" Ten lalu melanjutkan pekerjaannya yang baru.




Sementara Kai berbicara dengan Hono mengenai beberapa hal.

"menurutmu begitu?"

"ya, kurasa itu layak, aku juga sempat bicara dengan gubernur Uemura beberapa waktu lalu, alam Nara yang masih asri layak dijadikan tempat pelatihan bagi pasukan penyelinap khusus"

"itu akan berat Hono, mengkoordinasikan pelatihan di daerah seperti itu akan merepotkan, untuk sementara kita fokuskan yang Osaka dulu sebagai tempat pelatihan, bagaimana?"

"hmm...baiklah"



Di ruangan lain, Hikaru berunding dengan Yumiko, Rei, Kumi dan Mao.

[End] (Indo) Legend of 4 KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang