"lagi-lagi gagal ya?" seorang wanita berambut hitam dengan tinggi semampai duduk disinggasananya bertanya dengan senyum kecut
"benar, mereka tetap menolak tawaran yang kita ajukan"ujar seorang pria berambut coklat pendek sembari berlutut dihadapan perempuan itu
"baiklah saya mengerti terima kasih laporan anda Habu-san"
"Sugai-sama, apakah saya perlu menyiapkan pasukan, untuk berjaga-jaga jika mereka menyerang" ujar Habu lagi
"anda sudah menjadi utusan saya, untuk kali ini beritahukan saja pada Risao untuk berjaga-jaga,"
"baik Sugai-sama" pria itu lalu pamit
"menyebalkan sekali, mereka itu" ujar kesal wanita berambut coklat sebahu "mereka pikir kita apa? Mengembalikan Aichi dengan imbalan emas hanya sejumlah itu"
"Nao....imbalan gunung mengandung emas itu cukup banyak bagi rakyat tapi aku akui kita tidak perlu mengembalikannya" ujar pria disebelahnya
"Miko,menurutmu bagaimana sebaiknya?"
"lebih baik tunggu perintah Kumi-sama dulu jika dia menyuruh baru aku akan bergerak, walaupun akan sulit"
"apa yang sedang dipikirkan Kumi-sama sebenarnya?"
"Shiraishi-sama, kami membawa laporan pasukan dari kerajaan Akihabara telah menningkatkan pasukan dalam jumlah besar, jika dibiarkan bisa berbahaya"
"terimakasih laporan mu, Kazu, tapi pemimpin mereka sekarang hanyalah seorang gadis tempramental, mereka boleh menang jumlah tapi kita bisa menang taktik" mendengar ucapan Shiraishi pemuda lain yang duduk disebelahnya pun bicara
"Mai, jika kau mengizinkan aku akan melakukan pengintaian untuk berjaga-jaga dan sabotase bila perlu"
"oh, Nishino-kun, aku tahu kau yang paling hebat dalam sabotase dan taktik tapi aku sedang tak ingin kau meninggalkan ku sekarang, Kazu beritahukan pada Waka untuk mengintai mereka"
"baik"
"mereka akan kuhancurkan" seorang wanita pendek menggertakkan giginya dengan kesal."sudah sejak beberapa tahun sejak aku mewarisi kekuasaan dari Yokoyama-sama namun mereka masih saja belum mau tunduk olehku"
"Mion, mereka memang lawan tangguh kita harus berhati-hati dan sabar"
"aku tak bisa bersabar lebih lama Mogi-kun, mana mungkin aku harus menunggu sampai pemimpin mereka mati karena usia"
"hei, Okada-kun"
"oh, Ota-kun, senang bertemu dengan mu lagi wahai saudaraku, aku terkejut kau mendaftar sebagai prajurit terutama setelah apa yang terjadi"
"yaaahh, memang sejak Mukaichi berkuasa, Osaka termasuk Namba jadi sedikit kurang diperhatikan terutama setelah peristiwa beberapa waktu lalu, aku tak punya pilihan, bagaimana kabarmu?"
"ah, kabarku baik, istriku mengurusku dengan baik sekali haha, bagaimana denganmu?"
"sangat tidak berubah sekali anda Okada-kun, kabar saya juga baik"
"hmm bagaimana dengan istri anda?"
"oh, Sayaka? Dia baik-baik saja, meski sesekali menggurutu jika dia yang masih memimpin Namba sejak dulu mungkin seluruh Osaka akan lebih kuat sekali"
"haha, kita sama-sama punya istri yang sering mengeluh soal politik"
"benar sekali"
*ctakk Plakk
"Hiyaahh"
"kau lebih cepat adik kecil"
"berisik"
Kedua pemuda sedang beradu menggunakan pedang kayu sembari diawasi oleh seorang pria dewasa,
"yakk Cukup" ujar si Pria menghentikan,
"bagaimana hari ini, Takahiro-sensei" yang dipanggil adik kecil bertanya
"kau mengalami kemajuan yang pesat Ten, aku kagum kau bisa mengimbangi Yurio yang lebih senior dan berbakat"
"terima kasih"
"bagaimana denganku?"
"seperti biasa Hirate Yurio, selalu tenang tapi menusuk, sepertinya pengalaman mu dalam beberapa kali pertempuran sangat berpengaruh"
"Terima kasih Master" kedua pemuda itu memberi salam sembari membungkuk dan Takahiro membalas, ia lalu merentangkan tangannya dan menyambut kedua pemuda itu dalam pelukan, karena sejatinya kedua pemuda itu adalah anak asuhnya
"jadi setelah ini kita berpisah lagi ya?" ujar Ten saat mereka berjalan bersama
"yaah, Ten itulah kehidupan tapi kau tetap bisa menyusulku jika kau mau, ingatkan Risao-san saat berkunjung sudah menjamin akan mengambilmu sebagai bawahan jika kau bersedia?"
"aku masih mempertimbangkan itu kak, yaaah bagaimanapun aku berharap kau sukses terus"
"terima kasih adik kecil, kita memang tidak ada hubungan darah tapi kau tetap adikku, aku akan senang bertemu kau lagi suatu saat"
"aku akan menantikannya, jangan terbunuh sampai saat itu kak, aku masih perlu mengalahkanmu"
"haha, kau tahu siapa aku,"
"Hikaru-chan, aku sudah memberitahu Risao tapi apa kau benar-benar serius?"
"Yui-neesan, jika bukan aku, siapa lagi yang akan meneruskan semuanya?" kata gadis pendek itu sembari tersenyum.
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] (Indo) Legend of 4 Kingdoms
FanfictionKeyakizaka, Nogizaka, Hinatazaka dan Akihabara 4 kerajaan bersaing memperebutkan hak kekuasaan seluruh negeri. pertumpahan darah tidak terelakkan. namun apakah semua itu layak dilakukan? dan bagaimana akhirnya? inspired by : (mostly) Three kingdom...