Chapter 32: Keputusan Manaki, Akhir Persahabatan yang Heroik

107 10 8
                                    


"hmm...." Manaki keluar dari ruangannya dan mendapati sebuah benda tergeletak di lantai.

Pria itu mengambil benda yang ia pikir sebuah jimat itu, dan ia terkejut saat memeriksanya "inikan......milik Rika.."

Manaki segera memeriksa sekitar sebelum bergegas memanggil bawahannya.

"segera persiapkan pasukan, Risao akan datang lagi dan kali ini kita akan melawannya habis-habisan."

"baik"

Manaki mendecih melihat kalung itu, ia tahu ada penyusup di markasnya, tapi ia tidak memikirkan untuk mencari mereka, karena menurutnya sudah terlambat, sebelum ia bisa menemukan penyusup itu, Risao pasti sudah datang.



Sementara itu Hono berjalan mengelilingi markas itu sembari menyamar, ia sudah meletakkan kalung dari Risao di depan ruangan Manaki, dan sekarang ia dan teman-temannya harus segera bersiap.

Kai dan Riko berhasil mendekati gerbang masuk, Kai juga membujuk prajurit disana bahwa sekarang waktunya pergantian penjaga, dan prajurit itu menurut.

Matsuda naik ke arah dinding kota dan berbaur dengan para prajurit disana, sejak sebelum fajar, ia diam-diam meyabotase beberapa anak panah disana sehingga tidak akan bisa di gunakan.

"Riko, ikutlah Matsuda disana, ia mungkin akan butuh bantuan" ujar Kai

"tapi, bagaimana denganmu?"

"aku akan menyusul setelah membuka gerbang, cepatlah sebentar lagi matahari akan terbit sepenuhnya dan jenderal akan datang"

Riko pun akhirnya menurut dan bergabung dengan Matsuda.

Mereka berusaha tetap membaur dan tenang meski mendengar perintah Manaki agar bersiap adanya serangan, sementara orang-orang mereka di tempat di persembunyian di luar dinding.

Hono yang akan memberi tanda pada orang-orang itu untuk memulai serangan kejutan.



Rencana mereka sepertinya terancam saat tanpa di duga, Manaki sembari membawa tombak memacu kudanya keluar gerbang seorang diri. dan menunggu di luar dengan sikap siaga.

"a-apa yang dilakukan oleh orang itu?" gumam Hono dan Kai, beruntung nya Manaki tidak melihat mereka saat menyuruh membuka gerbang dan kemudian menutupnya setelah Manaki keluar.


Risao bersama pasukannya melaju cepat dan menuju kota, mereka segera berhenti saat melihat Manaki seorang diri berada di gerbang.

"aahh, ya...jadi itu jawabannya" gumam Risao tak jelas, ia lalu maju seorang diri.

Manaki menatap Risao yang mendekat dan saat jarak mereka hanya berselisih sedikit, Manaki mengacungkan kalung Rika.

"apa maksudnya ini? sialan"

Risao hanya menaikkan sebelah alis

"apanya? Kau tak tahu jika Rika memberikan itu pada ku sebelum ia meninggal?"

"grhh, kau..."

"kau kesal hmm, karena benda yang kau berikan itu justru menjadi milik adik iparmu ini"

"Diam!"

Manaki bergerak dan mencoba menyerang Risao, tapi sang jenderal berhasil menahan serangan itu.

"Rika tidak menginginkan ini kawan..." ujar Risao getir, itu adalah hal yang ia pikirkan sejak berhari-hari lalu.

"aku tahu itu....jadi berhenti menghalangiku" Manaki semakin menekan.

[End] (Indo) Legend of 4 KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang