Di Kyoto.
Disebuah Dojo yang di miliki oleh legenda Sakurazaka, Master Takahiro. Kini ia sedang duduk meminum teh hijaunya sembari duduk berhadapan dengan dua orang tamunya, seorang pria berambut hitam pendek dan pria berkepala plontos
"aku senang, kalian memutuskan 'turun gunung' Tsuchida-kun...Sawabe-kun"
Kedua orang tamu itu juga menyesap teh mereka.
"kita tak ada pilihan, Sugai Yuuka mengirimi kami surat, ia menjelaskan situasi nya dan meminta kami memberikan doa restu....yah itu yang ia tulis tapi.....kurasa kita semua tetap tak tega membiarkan mereka sendirian tanpa melakukan apapun" ujar Tsuchida.
Sawabe mengangguk "Yuuka dan Yumiko telah tumbuh sebagai orang hebat, aku merasa berhutang pada ayah mereka dan akan merasa bersalah jika diam saja"
Master Takahiro hanya menaikkan sebelah alis dan tersenyum "oh, apa kah kalian akan bertempur lagi?"
"Tidak, tapi yang jelas setidaknya kita harus hadir untuk memberi wejangan pada mereka" timpal Sawabe sembari menunjuk bungkusan yang ia bawa "aku juga membawa catatan yang mungkin bisa mereka pelajari dari pengalaman kita dahulu"
Tsuchida pun setuju dengan ucapan kawan lamanya itu sebelum ia menatap ke belakang master Takahiro "hmm...bagaimana denganmu, sepertinya ada pedang baru disini, apakau akan ikut"
Master Takahiro menoleh ke arah yang dimaksud dan berdiri sebelum mengambil pedang itu.
"tidak, ini hanya sebuah pesanan....dan aku berencana mengantarkan ini padanya, kurasa akan baik jika kita berangkat bersama"
"dengan senang hati"
Di bagian pelabuhan Yamaguchi, selat Shimonoseki.
Seluruh pasukan aliansi yang selamat berkumpul lagi, banyak yang berlinang airmata melihat kawan mereka selamat tapi tak sedikit yang harus duduk sedih karena kehilangan kawan.
Diantaranya adalah Mizuki dan orang-orang Nogi yang kehilangan Ikuta dan pasukannya yang berani.
Akhirnya dilaksanakan upacara penghormatan terakhir bagi arwah mereka yang telah gugur, entah itu Arkadia, Sakurazaka, Hinata atau Nogi.
Setelah selesai, mereka kembali diskusi meski masih dirundung duka.
"kita...harus kembali secepatnya..." ujar Kyoichi.
"kapal-kapal kita sebagian besar sudah hancur, yang tersisa pun mengalami kerusakan kecuali 2 kapal yang dibajak Rena dan Kageyama" timpal Rei "setidaknya kita memberitahu kerajaan masing-masing apa yang terjadi"
Habu sembari sesekali memegangi telinga kirinya yang kini diperban lalu bertanya "apa semua punya elang dari kerajaan masing-masing?"
"iya"
"baiklah, kita gunakan mereka untuk mengirim pesan, kita juga beritahu mereka bahwa kita tak bisa kembali secepatnya dan akan berada di Yamaguchi sejenak...."
"eh?"
Habu lalu menjelaskan "saat ini mental kita masih buruk, aku khawatir jika kita nekat melakukan perjalanan, mereka yang tak kuat akan kabur atau tertimpa sakit...selain itu...seperti yang kita tahu ada kemungkinan musuh akan kembali...harus ada yang disini untuk memantau."
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] (Indo) Legend of 4 Kingdoms
FanfictionKeyakizaka, Nogizaka, Hinatazaka dan Akihabara 4 kerajaan bersaing memperebutkan hak kekuasaan seluruh negeri. pertumpahan darah tidak terelakkan. namun apakah semua itu layak dilakukan? dan bagaimana akhirnya? inspired by : (mostly) Three kingdom...