Chapter 83 : The Danger Approaching

127 7 18
                                    







Hari itu di Akihabara.

Miyawaki mengepalkan tangannya dengan kuat, ia sebelumnya diberitahu tentang munculnya kapal dari Jooseon yang terdampar dan penumpangnya telah di evakuasi meskipun beberapa dalam kondisi kritis.

Dan panglima sekaligus kanselir Akihabara itu kini menemui salah satu mereka


"Chaeyon-ah...." panggil Miyawaki pada wanita yang terbaring lemah itu.

"Sa-sakura...,syukurlah....aku bertemu denganmu..."

"Chaeyon-ah" Miyawaki mendekat ke sebelah wanita itu "a-apa yang terjadi? beritahu aku"

"Jooseon.....runtuh"

"...." Miyawaki melebarkan matanya dalam keterkejutan tapi ia berusaha tenang "Jooseon....runtuh?..."

"Chuugoku...mereka mennyerang kami....dan para pengurus istana....mereka....mereka berkhianat dan memecah kerajaan" Chaeyon menitikkan airmata dan menggenggam erat tangan Miyawaki. "semuanya hancur.....Sakura....semuanya sudah musnah dan mati"


"Chaeyon-ah..." Miyawaki juga menitikkan airmata "aku janji....aku akan membalas mereka, aku akan membalas kan teman-teman kita....dan kami tak akan kalah, kami akan bersatu untuk menghancurkan Chuugoku...aku janji"

Chaeyon melebarkan mata sejenak dan tersenyum sekilas sebelum memindahkan tangannya ke pipi Miyawaki "jangan...mati Sakura"

Tangan Chaeyon terjatuh setelahnya menandakan wanita itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir, meninggalkan Miyawaki yang menangis "Chaeyon....."

Tatapan Miyawaki seketika berubah, dari sedih menjadi penuh amarah dan tangannya mengepal "aku....akan menghancurkan mereka semua"











Okada sedikit tak tenang, ia merasa nyaris terlena dengan kehidupannya di Sakurazaka tapi ia sadar bahwa ia adalah orang Akihabara dan ia harus kembali kesana karena kerajaan itu membutuhkannya

Alam bawah sadar Okada pun secara tak sadar mengharapkan agar perang dengan kerajaan luar negeri segera terlaksana agar ia bisa kembali dan sang Jenderal pun mengutuk diri sendiri akan pikiran itu.

"apa yang sudah aku pikirkan....seharusnya aku bersyukur dengan keadaan damai ini...tapi.....aku khawatir dengan Akihabara"














setelah ikut di Arkadia, Endo Sakura bersama Momoko dan Seira kembali ke Nogi dengan membawa 'oleh-oleh' berupa puluhan alat perang baru berupa balista.

Endo Sakura juga sudah melakukan persetujuan dan mengizinkan alat rancangannya itu disebar ke Sakurazaka dan Hinata


Kedua kerajaan itu mengapresiasi dengan mengirim sejumlah harta sebagai tindakan bahwa mereka membeli alat-alat itu dan tidak mengambil secara gratis.

Aska dan Yuki bangga dengan pencapaian putri angkat mereka dan Aska bersama Mizuki segera menggandakan jumlah alat-alat itu dan mencari cara penempatan terbaik alat-alat perang yang baru itu.


"penempatan di kapal....saya rasa tak akan terlalu efektif pangeran...kecuali jika panah yang ditembakkan terbuat dari logam seperti besi agar mampu memberi kerusakan"

"tapi meski panah balista ini bukan dari logam pun masih bisa membuat kebakaran pada kapal musuh"

"kecuali....jika mereka memiliki kapal yang juga banyak dilapisi logam pada bagian atas nya seperti milik Arkadia....belum lagi jika saat terjadi pertempuran kondisi laut sedang buruk atau hujan"

Aska terdiam mendengar argumen teman sekaligus penasehatnya itu sembari terus berpikir."tapi masih akan tetap efektif kurasa sebagai alat serang"

"mungkin tapi alangkah baiknya jika balista tidak dijadikan senjata utama pada kapal, sebaiknya tetap menggunakan pelempar batu dan sebagainya saja"

[End] (Indo) Legend of 4 KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang