Chapter 67 : Sharing a Burden

114 10 17
                                    




Pasukan Risao sampai di Shiga, mereka berhenti sebentar disana untuk beristirahat.

Secara kebetulan Kai sendiri masih ada disana dan belum kembali ke Kyoto, dan ia segera bertemu lagi dengan yang lain.

"kau baik-baik saja?" tanya Ten langsung saat bertemu, Kai hanya tersenyum kecut.

"kau tahu jawabannya"

Ten mengangguk paham dan menepuk bahu rekannya itu "aku mengerti perasaan mu"

Hikaru dan Yui juga menemui Kai dan menyampaikan rasa duka mereka, Risao sendiri hanya diam dan hanya berucap bahwa Kai harus tetap kuat.

"aku mengerti......ngomong-ngomong....dimana Hono?...dan juga Rena?"





Risao dan Yui berpandangan, mereka tidak memberitahu Kai akan rencana Hono yang mengejar Akihabara ke Tokyo, Yui sendiri sedikit bingung karena ia mengira Hono sudah memberitahu pemuda itu.

Akhirnya Risao memutuskan bicara "mereka mengejar Akihabara ke Tokyo, bersama Akane dan juga pasukan dari kerajaan lain"

"begitu ya..."

"maaf kami tak memberitahu mu, kami tahu kau...dan juga kedua bocah ini perlu waktu memulihkan diri, jangan khawatir dengan keselamatan mereka"

"aku tak khawatir dengan keselamatan mereka.......hanya....mungkin aku lebih ingin titip sesuatu pada mereka, kalau saja memberitahuku"

"apa itu?"


"kepala Mogi"

Jawaban Kai dengan nada datar itu membuat Yui dan Hikaru berpandangan, mereka sama-sama tidak asing dengan jawaban seperti itu, Ten terdiam sementara Risao menghela nafas dan menimpali

"aku tak yakin itu memungkinkan, tapi....bisa saja mereka membawa nya hidup-hidup"

"itu lebih baik" ujar Kai "aku bisa membunuhnya sendiri"





Setelahnya Kai justru meninggalkan ruangan itu sementara yang lain terdiam, Risao menghela nafas sekali lagi karena sepertinya anak buahnya yang satu itu emosi masih belum stabil.

Sementara Hikaru yang melihat perginya Kai menoleh ke arah Ten, tindakan Kai mirip dengan Ten saat kehilangan kakaknya dulu.

"aku akan mengikutinya" ujar Ten sebelum ikut pergi, Hikaru memutuskan ikut, biar bagaimanapun Kai juga temannya.





Setelah perginya ketiga Jenderal muda itu, Risao duduk dan mengusap wajahnya dengan kasar, ia pusing menghadapi semua ini.

Sebagai jenderal senior sekaligus panglima utama seluruh militer Sakurazaka, tanggung jawab nya terlalu besar..dan Risao tahu, ia harus bisa mengesampingkan perasaan demi tugasnya, meski akan sulit.

Saat ini kondisi mental pasukannya masih buruk akibat kehilangan yang besar di pertempuran Shinano, dan lagi ia khawatir, ia khawatir para jenderal muda ini akan kesulitan mengemban tanggung jawab mereka yang besar.

Melihat Risao seperti itu, Yui mendekatinya, ia tahu betul apa yang dipikirkan Risao karena Yui juga memikirkan hal yang sama.


"kau terlalu mengkhawatirkan mereka" ujar Yui yang membuat Risao mengadah

"hmm...."

"kau terlalu mengkhawatirkan mereka, Risao...mereka bukan lagi anak-anak dan kau tahu itu" ujar Yui lembut.

"meski mereka bukan anak-anak.....mereka tetap pemula untuk tugas sebagai Jenderal, aku khawatir mereka akan patah di pertengahan jalan"

"dan kau merasa semua itu adalah tanggung jawab mu kan?"

[End] (Indo) Legend of 4 KingdomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang