Ten berdiri di depan makam kakaknya, Hirate Yurio. Pemuda itu memakai seragam lengkap, saat ini pasukan Sakurazaka bersiap ke Mie sebelum berangkat ke Aichi. dan Ten meminta izin pada Risao untuk ke makam kakaknya dulu di Shiga.
"kakak....aku akan pergi menemui orang yang telah melukai mu, aku bersumpah! aku akan membalas apa yang telah ia perbuat, aku janji!"
Tidak jauh dari Ten, ada Hikaru yang mengamati dan mendengar ucapan pemuda itu, gadis mungil itu merasa sedikit khawatir dengan kondisi mental rekannya tersebut.
Hikaru semakin terkejut saat Ten mengambil cawan kecil yang ia selipkan di seragamnya lalu menghunus pedang nya. Ten lalu menggores telapak tangannya nya sendiri dan membiarkan darah menetes ke tanah lalu ke arah cawan itu.
Dan seolah tindakannya belum cukup aneh...Ten mengambil cawan yang berisi tetesan darahnya sendiri dan....... meminumnya
"kakak.." Ten kembali bicara "aku tahu kau tak akan menyukai ucapan ku ini, tapi...nantinya hanya ada satu orang yang hidup antara aku...atau Sarina itu"
Ten lalu membungkuk di depan makam Hirate "kuharap kau mengawasi ku dari atas sana"
Hikaru menjadi benar-benar khawatir sekarang....ini bukan Ten yang ia kenal
"ini tidak akan mudah" gumam Rei saat rapat dengan Risao dan Akane "saya yakin Sarina sudah mendapat informasi kita akan kesana, kemungkinan dia akan melawan kita habis-habisan"
"itu berarti akan terjadi pertempuran besar ya? Saya rasa tidak ada pilihan lain selain itu" Akane mengangguk setuju
Rei mengamati peta antara Mie, Aichi dan Shiga lekat-lekat sebelum berceletuk.
"apakah gubernur Fuyuka di Gifu sudah diberitahu?"
"sudah, dia telah menyiagakan armada nya disana, musuh tak akan bisa lari ke arah Gifu."
Rei mengangguk mengerti tapi tatapannya tetap tidak tenang, hal itu membuat Risao bertanya.
"ada apa, penasehat Rei?"
"saya masih penasaran, saya tak yakin Sarina memang berniat memasang dirinya sebagai perisai bagi Mirei, pasti ada tujuan lain, tapi apa..?"
"benar...tapi saya juga yakin ia pasti tahu resiko atas apapun yang ia rencanakan itu"
Rei mengangguk, saat itu ada prajurit yang datang masuk, ia meyerahkan surat laporan mengenai informasi keadaan Aichi yang langsung di baca Rei.
"Sarina membawa cukup banyak orang, hampir sepertiga armada Hinata, berada di Aichi...ini semakin mencurigakan"
Akane yang pada awalnya merasa bersemangat untuk membalas penyerangan pasukan Sarina pada nya dan Hirate tahun lalu itu pun pada akhirnya ikut merasa tidak tenang.
"saya juga mulai curiga sepertinya akan lebih baik jika kita segera melakukan invasi ini, kita tak apa tahu apa yang sedang mereka siapkan"
"saya setuju"
Rei mengangguk lalu memberi perintah pada salah satu prajurit nya "berikan informasi pada gubernur Fuyuka di Gifu, beritahukan rencana kita dan minta ia agar membuat pertahanan mengelilingi prefekturnya. Jangan sampai Hinata menyerang kesana sebelum kita selesai di Aichi"
"baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] (Indo) Legend of 4 Kingdoms
Fiksi PenggemarKeyakizaka, Nogizaka, Hinatazaka dan Akihabara 4 kerajaan bersaing memperebutkan hak kekuasaan seluruh negeri. pertumpahan darah tidak terelakkan. namun apakah semua itu layak dilakukan? dan bagaimana akhirnya? inspired by : (mostly) Three kingdom...