Gerimis hujan turun sejak Subuh, hari ini adalah kegiatan terakhir masa orientasi pengenalan lingkungan sekolah. Para pengurus osis memberi arahan untuk membawa makanan, tidak perlu dibeli mahal-mahal, atau makanan super aneh di lidah bagi sebagian orang, namun cukup makanan yang tersedia di rumah masing-masing.
"Senja, kamu udah ada rencana mau masuk kegiatan sekolah?" Bunda membuka pembicaraan di pagi yang dingin ini.
Senja menoleh sebentar. "Ada, Bun." Melanjutkan memasukkan satu per satu lauk ke tempat makan.
Bunda yang memasaknya dengan ayam dan cumi goreng juga saus pedas home made sebagai penambah rasa. Bunda bilang kalau bawa yang berkuah akan begitu repot apalagi nanti semua siswa baru dikumpulkan di lapangan sekolah.
"Kamu tertarik ikuti kegiatan apa?"
"Belum tau, Bun. Senja kepikiran mau masuk kelas piano."
Senja memberitahu karena di sekolah tepatnya tahun ajaran ini membuka kelas piano dan dia tertarik untuk bergabung.
"Wah! Bagus dong, sayang. Sejalan juga sama cita-cita kamu."
Senja mengangguk, membenarkan perkataan Bunda. Ini seperti sebuah gerbang yang di buka selebar-lebarnya untuk menjadi seorang pianis hebat.
"Apapun yang mau kamu ikuti, Bunda setuju."
Bunda menyerahkan keputusannya kepada Senja. Kalau kata Bunda apapun yang menjadi pilihan Senja, Bunda tidak akan menolak karena yang menjalankan itu adalah dirinya yang tahu mau kemana Senja berjalan.
"Bunda," panggil Senja, "Kalau suatu saat nanti Senja enggak bisa jadi apa yang Senja inginkan bagaimana?"
"Kamu takut menyesal atas pilihan yang kamu pilih?" Bunda menatap Senja dalam.
Senja bimbang, diam. Sibuk bicara di otaknya. "Senja hanya takut ngecewakan Bunda dan malah membuat pilihan yang salah."
Bunda mendekat, mengelus rambutnya perlahan. "Bunda hanya enggak mau kamu mempermainkan hidup, Senja." Menarik tangan anaknya untuk digenggam.
"Jangan sekali-sekali bermain dalam hidup. Kamu berbeda dengan anak-anak di luar sana. Tentu juga mereka berbeda dari kamu. Jika kamu memiliki kesempatan di depan mata, kita enggak tau butuh berapa banyak waktu untuk yang lain mendapatkan kesempatan itu. Ada yang terlahir ingin seperti kehidupan yang kamu punya sekarang. Uang jajan, bunda kasih, pun disediakan mobil untuk antar-jemput ke sekolah. Meskipun kamu mungkin membuat pilihan salah, tapi janji sama Bunda kamu enggak akan pernah menyesalinya. Lakukan yang ada di depan kamu, sebaik kamu berjuang untuk mewujudkannya."
Bunda mempererat tangan Senja. "Pada akhirnya kamu merasa lepas dan bahagia."
"Dengar, ya. Setiap manusia mempunyai hak untuk berbuat salah. Melakukan hal jahat, baik, atau juga seperti yang kamu bilang kalau mengambil keputusan yang salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seul, Love & Youth
General FictionSeul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...