Di Sekolah.
Senja berlari tergesa-gesa. Dia menuruni anak tangga menuju lantai pertama. Banyak murid-murid berserakan, sedikit susah untuk berjalan. Lantai dua memiliki sembilan kelas. Senja harus menembus ramainya murid-murid dari ujung ke ujung untuk turun.
"Permisi, permisi." Dia mengerem mendadak hampir menabrak murid yang membawa bekal.
Senja membungkuk. "Maaf." Memiringkan tubuh ke kanan. Akhirnya sampai di anak tangga. Dia bergegas pergi ke bawah.
"Gila banget lo, Lex si Duta sampai jatuh."
"Salah dia lah, lumpuh."
Senja menajamkan telinga, dia mundur beberapa langkah. Mereka membicarakan Langit, dengan satu anak laki-laki bernama Alex yang dicari Senja sejak Senja tahu kalau Alex dan satu temannya mengganggu Langit.
Senja mensejajarkan langkah mereka. Kemudian, dengan gesit menjegel kaki yang bernama Alex. Temannya juga terjatuh karena Alex berambut merah itu menarik kemeja temannya.
Alex mendengus. Dia mendongak, Senja hanya diam berdiri. "Bantuin gue."
Senja menggeleng. "Kaki kalian kan sehat untuk apa minta bantuan."
"Kurang ajar lo," ucap Alex bangun dibantu temannya.
Senja membalas, "Kakak yang harusnya diajari sopan santun." Dia bersedekap dada. "Mental yupi beraninya sama yang lemah, preman sekolah mental yupi."
Senja melotot. "Jangan pernah ganggu Langit!" Dia mengacungkan pulpen. Alex mundur beberapa langkah. "Awas kalian berdua! Sampai aku lihat kalian jailin Langit, kena sama aku." Senja maju per langkah. Wajahnya merah, sebal.
Senja tanpa sengaja tahu kalau teman sekelas Langit separuhnya sering menjaili, mengganggu, membuat Langit tidak nyaman terutama yang bernama Alex, cowok berambut merah, nyentrik. Waktu itu, Senja membaca isi pembicaraan grup kelas Langit, karena tidak ada pembahasan satu-dua di antara mereka mengangkat Langit sebagai topic pembicaraan. Di mulai mengirim foto kursi roda, penyebab lumpuh, sampai artikel tentang seseorang yang lumpuh tidak akan sembuh.
Alex maju merampas pulpen itu. Senja terkejut bukan main.
"Dia emang pantas diperlakukan gitu, nyusahin aja taunya. Caper sama guru," desisnya. Muka Alex tak kalah emosi.
"Heran juga kenapa dia bisa masuk sekolah bagus begini." Temannya menimpali sekali-kali tertawa.
"Sok-sokan bisa jawab soal, maju ke depan terus dapat nilai. Apa itu coba kalau cari perhatian? HAH?" Alex membentak. Dia mendorong bahu Senja.
"Karna kalian terlalu bodoh makanya guru nyuruh Langit yang jawab."
"That's simple thing, Kakak Senior." Senja tersenyum.
"LO?!" Alex berteriak kuat. Mereka ada di belokan koridor.
Senja mendongak. "APA?" Dia memicingkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seul, Love & Youth
General FictionSeul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...