Seul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Murid-murid berlarian ke arah tengah sekolah, berjejer rapi kokoh majalah dinding. Setiap harinya, ada saja informasi yang diberitahukan lewat madding itu. Entah perlombaan, rapat guru, hasil nilai ujian, pun hari libur.
"TA! DUTA!"
Reno yang diketahui adalah ketua kelas yang baik. Dia memasuki kelas dengan napas tersengal. Yah, jarak kelasnya dengan tempat madinh sedikit jauh. Mading diletak dengan posisi strategis, bisa dijangkau semua komunitas di sekolah. Pun saat datang, dan pulang.
Langit, laki-laki yang sedang membaca buku itu menoleh. Dia menaikkan alisnya. Ada apa?
"Lo ikut olimpiade sains? Bukannya lo nolak, gak minat." Reno bertanya, mukanya bingung.
Langit menggeleng.
"Tapi lo peringat satu di penyeleksian olimpiade, GILA, keren lo!" Reno, laki-laki dengan rambut ikal itu menepuk-nepuk pundak Langit merasa bangga.
"Gue gak ikut." Langit menyangkal. Dia tidak berniat untuk berkontribusi dalam olimpiade itu, sama sekali tidak terpikirkan olehnya.
Reno menggaruk rambutnya bingung dengan situasi. Jelas-jelas dia melihat bahwa nama teman sekelasnya yang ada di urutan pertama, ranking pertama yang diterima tahap awal.
Reno meyakinkan. "Nama lo Duta Langit kan?" Dia duduk di depan Langit. Mukanya serius. Apa dia salah melihat nama?
Langit mengangguk. "Iya," jawabnya. Kemudian dengan gerakan lambat, Langit berdiri menyambar tongkat bantunya. Dia mau memastikan sendiri. Reno membuntuti dari belakang.
"Gue ikut," katanya.
Reno sesekali menatap waspada. Takut Langit salah jalan atau menyangkut karena batu. "Kalau emang lo gak ikut. Jadi, siapa yang daftarin lo?" tanya laki-laki yang berambut cokelat itu.
"Gue gak ikut."
Langit membelah kerumunan. Banyak pasang mata menatapnya, berbisik-bisik kuat, menyebut namanya─dia yang namanya Duta? sang Ketua kelas membantu memberi jalan, membungkuk, meminta izin.
Beberapa langkah dari keramaian, Senja juga berada di sana. Namun, belum sampai. Saat matanya tak sengaja mendapati Langit. Dia tertahan, memegang lengan Mia kuat.
"Ada apa Senja?" Mia menepis tangan Senja. Lalu mencubitnya pelan.
Senja menunjuk. "Kamu yang lihat gih, aku nunggu sini." Dia mendorong bahu gadis yang tidak mengerti apa-apa itu. Senja minta untuk menemaninya ke mading, gadis dengan kebiasaan rambut dikuncir itu mau tahu pengumuman.
"Apa yang mau ditengok? Ngadep sini dulu ngomongnya." Mia memutar badannya. "Apa?"
"Lihat hasil pengumuman seleksi yang ikut olimpiade," jawabnya.
Senja menyeret ke belakang pot bunga. "Kamu liat ada nama Langit, gak." Dia melambaikan tangan.
Mia mengangguk walau bingung. "Jangan bilang kalau aku yang suruh. Di sana ada Langit."