Episode 41

187 50 64
                                    

"Halo, Seul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Seul."

Duduk di pos satpam menyaksikan murid-murid keluar masuk. Bel pulang sekolah telah berbunyi setengah jam yang lalu. Gadis cantik dengan tahi lalat tipis di ujung matanya menunggu bosan. Pak Jarwo tak kunjung menjemput. Dia lapar, perutnya berbunyi. Pun Senja tidak ke kantin hanya makan potongan buah dan susu kotak.

Senja menopang dagu. Dia melihat laki-laki tinggi, badannya bagus, kulitnya putih pucat.

"Hai, Seul." Seseorang berucap. Namun, Senja merasa aneh, pemuda itu seperti berbicara dengan dirinya.

Senja menegakkan badan. "Cari siapa? Sekolah udah kosong," katanya. Dia menunjuk area dalam. Tiga-empat orang berlewatan dari pagar.

"Gue nyari lo. Nama lo Seul kan?"

Pemuda itu turun dari motor besarnya. Gaya pakaiannya keren. Kaos putih dengan kemeja menjadi outer.

"Enggak."

"Seul, ayo kita pulang," balasnya hanya beberapa langkah. Tak lupa senyum di bibirnya.

"Sok kenal kamu," ucap Senja malas. Gadis itu melihat jam di pergelangan tangan, mendesah sesaat.

Keluar dari pos, meloncati undakan.

"Gue kenal lo, Seul. Kepanjangan dari Senja Ulanni," balasnya. Dia menghampiri Senja yang hampir keluar pagar menjulang tinggi itu.

Senja bersedekap dada, matanya memicing kecil. "Kamu siapa sih?"

Senja menyalakan sirene waspada. Takut-takut pemuda di hadapannya sedang menyamar untuk menyulik. Dia adalah seorang penculik gadis remaja, lalu dikurung di penjara bawah tanah. Berakhir dengan tindakan asusila.

"Gue malaikat baik," jawabnya santai. "Ayo, kita pulang. Lo belum pernah naik motor kan?"

Dia berkata ramah. Bagi Senja itu mengerikan.

"Maaf, ya. Aku gak kenal sama kamu. Pun kalau kita emang kenal, aku lupa, tapi kayaknya kita enggak saling kenal. Permisi," ujarnya apa ada. Kemudian, dia harus berjalan sedikit ke depan─halte.

"Malaikat baik kepalamu," batinnya.

Lagi dan lagi langkah Senja terhenti. Pemuda itu tidak tetap mencoba. "Bunda lo namanya Ayudia."

"Siapa sih kamu?"

Senja menghentakkan kakinya. Apa dia sedang dimata-matai?Tapi untuk apa?

Pemuda itu terkekeh. "Gue udah bilang kalau gue adalah malaikat baik. Makanya ayo pulang. Bunda lo udah nungguin." Dia menunggu jawaban Senja.

Senja menggeleng. Enak saja. Dia pikir akan percaya begitu saja.

"Gak. Pulang aja sendiri." Senja melambaikan tangan, lanjut berjalan.

***

Pukul tujuh. Matahari telah tenggelam menyisakan gelapnya malam. Bunda telah menghidangkan makanan. Senja segera turun sebelum diteriaki. Gadis itu selalu melupakan jadwal makannya. Ketika sakit mengeluh minta ampun kepada Bunda─merengek.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang