Seul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua minggu kemudian.
"Kamu berapa lama di sana?"
"Satu minggu."
Senja mengangguk lemah. Dia membuka kancing tasnya. Satu modul binder dengan materi sains dia letak di sana. Dua hari setelah dia mengetahui Langit akan berangkat ke pusat untuk pelatihan olimpiade itu. Senja hanya bisa membantu dengan materi-materi kecil yang dia temukan dari berbagai sumber. Selama hari itu juga, dia begadang untuk menyalin, meletak gambar tentang biologi. Pun meletak sticky note berisi rumus-rumus matematika. Bunda yang menyebalkan mengejek Senja saat itu juga. Toh. Senja tak pernah serajin apa yang Bunda lihat. Benar saja.
Langit menerimanya. Sepasang anak laki-laki dan perempuan yang saling bergandengan tangan. Senja menggambarnya. Tidak terlalu bagus. Namun, karena berwarna itu membuat lucu.
Senja berjinjit. Tersenyum. Lalu, menepuk-nepuk kepala Langit. "Fighting!"
"Kamu jangan bandel di sana, ya."
"Vitamin kamu juga diminum. Kalau waktunya makan, kamu harus makan."
Senja berseru, "Terus kalau ada yang jahatin, kamu lawan apalagi kamu pasti jumpa musuh-musuh. Kamu kan cerd─"
Langit mendengus. "Cerewet," ucapnya.
"Kerjain soal-soal yang aku kasih. Bunda bilang nilai matematika kamu di bawah KKM." Laki-laki memberitahu. Nada bicaranya menjengkelkan. Senja lambat perkara hitung-hitungan.
"Senja," panggilnya rendah.
Langit dan Senja berada di rooftop rumah Langit. Dia akan segera berangkat ke sekolah. Peserta olimpiade akan pergi menggunakan bus sekolah. Evie yang akan mengantar sendiri. Evie telah banyak berubah. Wanita itu mencoba tidak menghindar dari anaknya. Evie membuat dirinya yakin kalau beberapa tahun silam merupakan sebuah kecelakaan dan takdir. Pun keputusan yang diambil dulu hanya memperparah keadaan Langit.
"Kenapa?"
Langit bertanya. "Boleh peluk nggak?"
Matanya mengerjap lucu. "Boleh dong."
Gadis itu bergerak jauh dan meloncat ke bangku kayu. Gadis itu merentangkan tangan lebar-lebar. Biar Langit tidak terlalu menunduk. Senyum Langit mengembang. Manis sekali. Dengan langkah yakin dia menghampiri, memeluk Senja dalam-dalam. Aroma gadis itu memabukkan.
"Senja, ayo buat perjanjian," ucapnya masih memeluk Senja.
Usapan tangan Senja membuatnya nyaman. Gadis itu tau cara menenangkan Langit. Ketika kecil saat Langit memberontak keras. Enggan minum vitamin atau obat. Senja tanpa berbicara, tangan kecilnya mengusap-usap belakang tubuh Langit.
"Langit! Woi. Udahan peluknya. Aku sesak."
Senja menarik hoodienya. Dia begitu gerah. Degup jantungnya berdetak kencang. Dia takut Langit mendengar. Mau ditaruh mana mukanya.