Episode 57

120 24 12
                                    

Lima bus berjejer rapi di depan pagar sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima bus berjejer rapi di depan pagar sekolah. Kegiatan sosial telah diselenggarakan bagi siapa pun yang hendak ikut dipersilakan. Kegiatan yang ditujukan agar murid-murid memiliki sikap sebagai seorang makhluk sosial yang mana peduli terhadap sesama. Yah. Sekolah akan ke panti asuhan.

"Mi," kata Noah mengedipkan mata. "Lo dukung gue kan?"

"Nggak mau ah. Kamu duduk belakang aja."

Noah berdecak. "Pelit lo." Pemuda itu memegang lengan Mia memohon agar pindah tempat duduk agar dirinya bersama Senja.

"Biarin. Aku dukung Senja sama kak Duta. Jangan ngancem!" Gadis berbando putih itu mengacungkan tangan.

Mia sadar akan Noah yang menyukai Senja. Sebenarnya dia tak sengaja menangkap basah Noah sering memperhatikan Senja secara diam-diam. Sahabat perempuan Senja itu pun sedikit merasa kasihan, Noah tidak jelek malahan sangat tampan. Namun, gadis yang bernama Senja menyukai Langit.

"Plin-plan lo jadi orang," jawab Noah menoyor kepala Mia pelan. Mia mengaduh.

Mia hendak berbalik badan, mukanya merenggut. Mia memberi saran kalau sebelum matahari terbenam di sebelah timur semuanya bisa terjadi.

"Gue kasih tau tempat-tempat yang kece untuk lomba fotografi lo." Noah tersenyum. Noah menghitung dalam hati dan benar saja Mia membalikkan badan cepat.

Mia mengulurkan tangan. "Okei, sepakat. Kamu jangan bohong dan harus tepati."

Noah mengangguk membalas jabat tangannya. "Gue bawa lo jalan-jalan sekalian." Tangan mereka saling berayun dan melihat satu sama lain.

"Kalian buat kesepakatan apa?"

Senja, gadis itu setelah dipujuk berulang kali akhirnya memutuskan untuk ikut. Dia tentu saja pergi, bosan juga di rumah. Tak jauh-jauh kepikiran akan Langit. Pemuda di negara Paman Sam itu telat membalas emailnya. Entah apa yang terjadi membuat Senja tak tenang.

Mia menggeleng, menarik tangan.

Noah diam saja. Senja memicingkan mata, gadis itu memakai setelan sweater berwarna ungu pucat dengan rok jeans putih.

"Nggak ada apa-apa, Nja." Mia menuntun Senja ke tempat duduk. Di baris tengah dekat jendela. Mia tersenyum manis.

"Cie ... pakai jepit rambut dari kak Duta!" Heboh Mia menunjuk-nujuk ke mutiara cantik di rambut Senja. Gadis itu mengucir kuda. Definisi cantik dan manis ada pada diri Senja.

Senja mengangguk. "Cantik nggak?"

"Selalu cantik."

Muka Senja memerah. Dia menjadi rindu. "Aku duduk sama si Kutu Buku, kamu sama Noah."

"Aku mau nanyak tugas mate untuk senin depan sama dia, kamu belum siap kan? Tenang aja biar aku yang ngoceh-ngoceh supaya dapat contekan." Mia menjelaskan panjang sekali.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang