Episode 73

144 23 16
                                    

Dibalik indahnya langit malam, di ramainya kota New York

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik indahnya langit malam, di ramainya kota New York. Pun suasana dingin tak mampu menutupi perasaan Senja yang dilanda kegundahan. Perempuan yang berkali-kali menghembuskan napas gusar itu tak sekali berhenti memikirkan ucapan Langit.

"Aku kenapa sih, bingung."

"Aku harus apa?" gumamnya melempar bolpoin sembarang arah.

Gadis itu tengah mengumpulkan tugas kuliah walaupun berada di negara lain, Senja harus menyelesaikan tugas walaupun diberi keringanan.

"Aku sebenarnya masih suka nggak sama Langit?"

"Atau sama sekali nggak ada perasaan lagi."

Kakinya diletak di atas meja, kepala bersandar di sandaran kursi. Mukanya berubah-ubah sepanjang mencari jawaban di otaknya. Perkataan Langit berputar-putar bagaikan baling-baling kipas.

"Langit mau nikah sama aku? Aish! Emang dia suka sama aku?"

Senja melebarkan mata, badan terduduk tegak. Apa maksud ucapan Langit itu adalah harapan yang pernah dia lontarkan sebelum berangkat ke Amerika.

"Dia mau nikah cuma gara-gara janji? Mana bisa gitu," kata Senja meremas rambutnya kesal.

Nikah karena berdasarkan janji untuk apa? Gadis itu pernah berjanji akan menikah dengan Reece Bibby, omong kosong dia melakukannya.

"Ya Tuhan! Aku harus gimana, dua hari lagi balik ke Indonesia."

Senja mengambil ponsel yang tergeletak di ranjang. Gadis itu menekan nomor sahabat perempuannya, Mia. Gadis itu menjalin hubungan dengan senior terkenal di kampus. Waktu itu kalau tidak dengan delikan mata, Mia tidak akan mau memberitahu.

"HALO! MIAAA," sapa Senja dengan suara yang kuat.

"ADA APA? KENAPA?"

Senja tergelak. "Aku jumpa sama Langit, lho."

"Aku tau kan kamu udah cerita. Kenapa? Makin ganteng, dong kak Duta. Kirim salam, Nja."

"Noah mana?" Mia bertanya.

"Belum balik ke hotel. Sibuk dia," kata Senja.

Aneh. Senja sadar, Noah tidak memberinya kabar sampai sekarang apakah pemuda itu sudah berada di hotel atau belum. Noah merintis usaha dari Daddy─nya, sejak di bangku SMA, laki-laki asal Australia itu sudah mendapatkan banyak ilmu.

Di seberang sana, Mia sudah menebak dengan yakin kalau Noah hanya menghindar. "Kamu jangan lupa sama Noah, ada kak Duta, tapi Noah kamu abaikan."

"Noah lagi sibuk, Mia. Masa aku ganggu?"

"Dia nggak akan merasa terganggu karna hanya kamu, Senja. Kamu yakin dia sibuk?" Mia ingin sekali mencekik sahabatnya ini, Senja tidak peka kalau Noah menyukai dirinya.

Senja mengangguk. "Yakin."

"Yaudah. Aku bilangin, ya, Noah yang selalu ada buat kamu."

"Ya, emang lah."

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang