Episode 53

114 31 26
                                    

Kehidupan masa lalu Ferry begitu kelam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehidupan masa lalu Ferry begitu kelam. Tidak ada mengira bahwa dia juga mengalami pahitnya kehidupan. Dia tumbuh menjadi anak yang pemarah. Sejak kecil keluarga Ferry membesarkan dengan kekerasan terlebih lagi Ayah kandungnya. Ferry yang bercita-cita menjadi seorang atlet lari. Dia sangat suka olahraga dan memutuskan untuk bergabung di kejuaraan lari. Ferry berjuang begitu keras. Namun, usaha yang dia lakukan tidak berbuah hasil. Ayah Ferry menentang mentah-mentah, dengan sengaja dia menjatuhkan Ferry agar gagal. Hingga tak sadar, keinginan untuk menjadi pelari terkenal mendarah daging di kepalanya, Ferry berusaha keras menumbuhkan jiwa pelari di jiwa Langit.

Langit, sosok anak laki-laki manis sebelum kecelakaan merenggut kebahagiannya. Dia sering mengikuti lomba lari sejak kecil, dia tidak terpaksa. Dia suka. Dengan alasan lucu karena dia mau sehat. Ferry tentu saja semangat. Impiannya akan segera terkabul melalui Langit. Namun, semesta berkehendak lain. Langit mengalami kelumpuhan hingga sekarang. Ferry pun tak terima lantas menyalahkan dan semakin berambisi.

"Duta. Papa tau kamu belum sepenuhnya maafkan Papa sekarang. Papa sadar dan paham, begitu berat hidup yang kamu jalanin selami ini gara-gara Papa, banyak hal yang buat kamu kecewa sama Papa." Ferry menangis. Tak malu-malu air matanya meluncur keluar.

Ferry berniat jumpa dengan Langit untuk yang terakhir kalinya. Dia akan menghilang sejauh mungkin sampai keadaan berubah menjadi lebih baik. Ferry mau menyelesaikan kesalahan yang dilakukannya, mungkin tidak dapat berjalan mulus karena bagaimana pun kejahatan yang selama ini diberikan kepada anaknya itu kelewat batas.

"Maaf Duta untuk kehidupan yang Papa renggut. Kebahagian kecil yang Papa ambil dari kamu. Tawa kamu, kalau kamu butuh dukungan dari Papa, meminta sesuatu dari Papa. Maaf, Nak. Papa minta maaf," ucapnya patah-patah memandang Langit.

Evie yang setia menemani Langit memalingkan muka ke samping. Hatinya juga sedih melihat pemandangan di depan. Pun kasihan kepada mantan suaminya. Ferry benar-benar tulus, dia menyesal yang telah lalu. Ferry berusaha memperbaiki yang telah hancur.

"Papa akan pergi dari kamu. Janji, tidak akan mengganggu kamu, memaksa. Duta, maaf sekali lagi karena luka batin yang Papa kasih ke kamu."

Ferry berdiri. Sudah cukup, dia harus segera pergi. Pilihan yang dipilihnya telah tepat. Anak kandungnya berhak bahagia, dia harus senang.

Selama ini dia adalah seorang Ayah yang tak bertanggung jawab. Dia tak pantas disebut Papa. Memberikan materi saja tidak cukup. Langit, sejak kecil membutuhkan kasih sayang. Hilang begitu saja ketika anak itu mengalami kelumpuhan. Ferry membatin dia egois sampai-sampai melakukan hal menjijikkan.

"Boleh Papa peluk kamu?"

Langit mengepalkan tangan erat-erat. Bukan karena marah. Tidak. Dia melawan semua ingatan masa lalu, sampai dia menjadi sosok anak laki-laki yang tumbuh dewasa. Sakit. Tidak ada kenangan yang indah jika diingat ulang. Semuanya penuh kegelapan dan kepahitan. Pukulan, teriakan, hukuman yang tidak wajar, dibiarkan tidur di luar rumah semalaman, tubuh yang disiram dengan air es. Pun hampir kehilangan nyawa kalau Senja tak menolongnya saat di hutan itu.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang