Episode 69

154 32 9
                                    

Nama gadis itu dipanggil dari arah panggung, berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama gadis itu dipanggil dari arah panggung, berkali-kali. Senja seperti berada di perpindahan dimensi waktu. Dia tidak suka dengan hal yang tak terduga, sesuatu yang membuatnya tidak bisa berbicara.

Wajah Senja tampil di layar lebar, tenang, tetapi pikiran dan jiwanya seakan tidak berada di tempat. Gadis itu terkejut. Berusaha sadar, Senja menarik nafas sekejap. Mulai tersenyum ke arah kamera yang menyorot.

Kenapa harus berjumpa?

Senja setengah membungkuk untuk mengambil penghargaan berupa piala. Dipastikan kalau dia berbicara sekarang akan terdengar jelas kegugupan dalam dirinya. Senja harus menguasai diri.

"Thank you so much for helping me during this difficult time. Your help is invaluable to me. This award is given to my mom, grandpa, my teacher, my best friends," ucap Senja lembut terhenti sebentar.

"... and Noah." Senja melebarkan senyum.

Tepuk tangan menghadiahi perkataan gadis itu. Yah, orang-orang tersebut yang berada di masa-masa sulitnya. Mia dan Reno tak kalah menjadi dorongan besar akan keberhasilan Senja. Mereka sangat kompak, dalam suka atau duka.

Terakhir. Senja menampilkan senyum khas.

***

Senja berbincang dengan orang-orang sekitar. Untuk beberapa waktu lalu, dia berharap itu tidak nyata. Namun, sebenarnya Senja menutup rapat-rapat mata kalau yang baru saja gadis itu lihat adalah Langit, Langitnya.

"Aku mau ke kamar mandi," kata salah satu rekan Senja dari Indonesia. Mereka sedikit telat karena salah jalan.

"Oke."

Satu orang perempuan pemenang ketiga bertanya, "Nja, kamu di akhir penutupan acara juga tampil, bukan?"

"Iya," jawabnya pendek. Dia memakan cemilan yang disediakan. Sambil menikmati acara lanjutan.

"Sekalian jalan-jalan? Mumpung masih di sini apalagi bentar lagi musim salju."

Senja mengingat dia juga ingin melihat salju. Apakah ini merupakan kesempatan?

Senja menggeleng samar. "Aku nggak betah di sini, terlalu memiliki perbedaan."

"... Aku juga masih kuliah, ini aja ambil izin untuk dua minggu ke depan."

"Iya juga, bukan mereka, tapi kita yang nggak terbiasa dengan hal-hal gaya orang luar."

Cara berpakaian, cara orang-orang Amerika menunjukkan sikap yang bebas─terbuka. Mereka yang santai, ramah, tidak memberatkan. Bagi Senja, itu merupakan hal sulit untuk gadis seperti dia. Yang kaku, dan tidak suka mengenal orang baru.

"Negara asal kita lebih indah, jauh berbeda." Senja menampilkan senyum. "Emang mau ninggalin apa yang sudah melekat di jiwa kita?"

"Aku ... enggak. Hidup aku di sana. Kenangan, segala yang usahakan, sedih, mau senang, proses aku tumbuh dewasa. Cukup sulit, sebenarnya nggak akan, aku tetap di sana."

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang