Extra Part (1)

217 26 9
                                    

The Wedding Day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Wedding Day.

Duta Langit R dan Senja Ulanni.

Akad dan resepsi pernikahan digelar di dalam indoor di salah satu hotel bintang lima di Jakarta setelah diskusi dengan kedua belah pihak─hari yang sama. Tamu yang diundang tidak banyak hanya ratusan saja atas permintaan Senja. Pun gadis itu meminta dengan konsep wedding serderhana, tetapi terkesan romantis juga elegan.

"Kenapa nggak dipisah aja, Nja?"

"Apanya?"

"Kenapa resepsinya nggak besok aja?"

Senja menoleh. "Biar sekalian capeknya, Mia. Kalau besok-besok, aduh takut malas aku," jawabnya terkekeh tak berdosa.

Jika melangsungkan akad dan resepsi di hari yang sama memang mengambil resiko rasa lelah yang penuh dari pagi sampai malam. Selain itu, Senja berpikir setidaknya akan mengurangi anggaran.

"Kak Duta setuju emang? Muka lo aja udah nampak kelihatan capek."

"Dia marah," jawab Senja pendek.

Senja mengenakan gaun berwarna putih dengan modern ball gown berbahan satin yang menurutnya sangat netral di hari pernikahan untuk bersiap menyambut tamu yang datang. Senja yang penyuka drama korea memadukan dengan riasan tipis dan manis.

Mia menoyor kepala Senja kuat, dia gemas akan pikiran Senja yang mementingkan uang untuk tabungan masa depan.

"Aku juga marah kalau jadi suami kamu. Aduh! Nja, ini sekali seumur hidup, kak Duta nggak mau lo pegel-pegel, ngantuk, terus kesemutan. Makanya dia mau pisah hari."

Mia yang setia menemani Senja di ruang ganti sibuk menciptakan momen di kamera digital. Pun merubah menjadi sebuah video dokumentasi. Sewaktu menjemput Senja di bandara betapa terkejutnya bahwa bukan Noah yang bersama Senja melainkan laki-laki yang dia kagumi sejak sekolah. Kata lain karena Langit pintar, dan pendiam─idaman banget.

"ISH! Rambut aku berantakan, kasihan mbaknya nggak siap-siap." Senja memukul pantat gadis itu dari samping.

Sebenarnya dia menyinggung sang penata rias, kepalanya mau patah, tidak siap-siap.

"Udah Nja, aku tau kalau kamu mau bilang kepala kamu pegal. Nggak usah pakai alasan lagi," balas Mia memasang tampang muka jelek.

"Tanya mbaknya kapan selesai?" lanjutnya terkekeh.

"Namanya pengantin wanita, ya harus paling cantik dari yang lain. Ya, kan Mbak? Mau suami kamu lirik orang-orang lain?"

Perias itu menimpali sekali-kali. Kliennya sungguh cerewet, dan setelah sedikit banyak aksi membujuk, Senja mau agar rambutnya dipegang dan segera dieksekusi.

"HEH, NJA!"

Mia membisikkan sesuatu. "Seharusnya gaun kamu dirancang seksi, belah depan terbuka, terus dari ujung rok bawah sampai paha kelihatan. Kalau gini tertutup semua, aduh!"

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang