Episode 59

103 25 5
                                    

Sekolah mengadakan pertandingan basket bertepatan di hari Sabtu─siswa bebas melakukan kegiatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekolah mengadakan pertandingan basket bertepatan di hari Sabtu─siswa bebas melakukan kegiatan. Tiap-tiap lorong sangat ramai menantikan teman-teman kelasnya bertanding dengan kelas lain.

"Mi udah belum?" Senja bertanya. "Udah mau mulai," lanjutnya sambil melirik jam.

Kedua perempuan itu sedang membuat spanduk untuk kelas dan khusus untuk Noah.

"Sabar, Nja tinggal punya si Noah." Mia menjadi tegang karena Senja memburu─nya. "Ini gini aja? Simple kali nanti mulut itu bule sewot." Mia bersunggut-sunggut sejak tadi.

Noah yang ikut andil dalam pertandingan basket pun meminta spanduk khusus untuk dirinya seorang, tidak perlu besar dan tidak juga kecil─takut nama kebesarannya tidak terlihat.

"Kamu aja Nja. Aku kehabisan ide," ucap Mia menggeser pernak-perniknya.

Senja mengangguk cepat biar tidak membuang-buang waktu.

"Kalian duluan aja ke lapangan basket," suruh Senja kepada teman-teman sekelasnya yang membantu.

Satu hal yang disyukuri mereka memiliki teman-teman yang kompak, saling mendukung satu sama lain walaupun terkadang ada cek-cok.

Teman-temannya mengangguk segera bergerak membawa spanduk cantik hiasan mereka.

"Kamu juga Mia," lanjut Senja juga. Dia mengambil spidol permanent. "Kamu tau Noah dia nggak akan mulai kalau kita belum ke sana." Gadis yang mengenakan pita mutiara itu menggerakkan dagu.

"Nunggu kamu kali," gumam Mia pelan tak terdengar.

Tangan Senja tidak berdiam saja, dia cekatan. Dia suka hal mencoret-coret. Seni itu seru dan indah apapun yang dihasilkan ada nilainya.

"Kenapa?"

"Cepetan!" Senja mendelik. "Jangan niruin patung."

Mia ingin menolak tetapi muka Senja mau berubah menjadi hulk. Mia terkekeh sendiri apa yang harus dia katakana nanti dengan Noah. Pemuda itu pun selalu membuatnya marah.

"Okedeh, jangan lama-lama." Mia menyambar kamera digitalnya. Dia suka mempotret dan menghasilkan hasil yang keren.

"SENJA!" Mia tiba-tiba berteriak kuat.

Senja terkejut, mata membola lebar. Suara Mia memekakan telinga.

Cekrek. Mia mengacungkan jempol. Gadis dengan bando hijau gelap itu mengambil foto Senja.

"Cantik," ucapnya tertawa. "Biar kalau Noah macem-macem foto kamu jadi tumbal." Lalu Mia berlari keluar kelas.

"Emang gila," kata Senja masih berdebar jantungnya. Kepalanya menggeleng-geleng. "Tapi gila─an kamu Senja." Senja tertawa pelan sedetik dia terkesiap karena ruangan kelas ini tidak ada orang.

"Sadar, Senja. Jangan sampai mereka mau minta temenan sama kamu," gumamnya mempercepat menyelesaikan aksi coret-coretnya di atas kertas karton hitam.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang