Seul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu menunjukkan kalau Senja berkembang sangat pesat dalam latihannya. Dia tidak lagi banyak mengeluh, kaki kebas lah. Pegal-pegal kalau malam hari, perut keram. Noah memiliki kesabaran luar biasa. Dengan sikap sabarnya, Senja dapat berapa di titik itu. Namun, Noah mengatakan kalau Senja harus sedikit lagi bertahan.
Senja mengelap keringatnya. Mereka tidak lagi berlatih di siang hari saat matahari sedang naik-naiknya. Gadis itu memiliki darah rendah. Sulit jika memaksakan.
"Gimana?"
Noah mengangguk sekilas. "Well done. Ini minggu terakhir latihan. Seminggu ke depan, lo jaga kesehatan. Jangan potong ucapan gue dulu, Seul. Lo tetap olahraga, wajib, tapi yang ringan."
Senja terkekeh saat dia ingin mencomot kalimat Noah. Matanya hendak keluar. Hidungnya kembang kempis.
"Iya, ya, dan iya," jawabnya.
"Kamu asal mana?" Senja menoleh. Mereka berlindung di bawah pohon.
Noah menaikkan alis. "Lo udah penasaran sama gue?"
Senja mengangguk.
"Australia," ujarnya.
Sekejap saling diam. Di lapangan sedang asyik anak-anak kompleks bermain sepak bola. Saling melempar, teriak-teriak ke sana, dan akhirnya berseru karena gol.
Pemuda itu sepantar dengan Langit. Noah yang menjelaskan ketika bertemu dengan Langit. Pemuda itu ekstrovet mudah bergaul dan menarik percakapan. Pun mungkin sistem pendidikan di negara berasalnya berbeda, makanya di saat Noah kemari, Senja masih ber─sekolah.
Okelah. Sudah cukup rasa penasarannya. Senja bergerak, menepuk-nepuk tangan─tanah menempel. Dia mau pulang.
"Ayo, pulang." Senja mengajak. Hari semakin sore.
Noah diam saja. Entah apa yang dipikirkan─nya. Senja berdecak, dia duluan berjalan meninggalkan pemuda itu.
"Besok jalan-jalan ke mall. Mau?" ucap Noah.
"Mau." Senja mengangguk.
Noah mengepalkan tangan. Yes. "Besok pulang sekolah gue jemput."
"Tapi Langit sama Mia boleh ikut?"
Senja memasang wajah manis. Tangannya menyatu di depan dada.
Noah menghembuskan napas. "It's okay. Mereka ikut juga." Dia melangkah lebar dan merangkul Senja. Mereka menuju ke rumah.
"Lepas, Noah. Aku bau keringat."
Senja menepis pelan tangan yang berada di bahunya. Senja memukul perut Noah karena kesal. Pun mereka tertawa.