Episode 77

253 25 5
                                    

Seminggu sebelum acara pernikahan Langit dan Senja, undangan untuk menghadiri pesta itu telah Noah terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu sebelum acara pernikahan Langit dan Senja, undangan untuk menghadiri pesta itu telah Noah terima. Sebuah berita kebahagian yang dikirim melalui online karena laki-laki itu belum memutuskan untuk kembali alih-alih menggunakan waktunya liburan sekalian menyembuhkan hati.

Dan ketika pesan itu sampai di telinga Noah mau tak mau dia harus pulang, menepati janjinya untuk hadir di tengah-tengah kabar gembira Langit dan Senja. Dua minggu belum cukup untuk mengobati hati. Pun dia hanya berdiam diri di hotel, tidak bepergian.

Noah turun dari taxi menatap rumah lantai duanya, empat minggu dia habiskan di Amerika. Dia membuang napas keras berulang kali menunggu pekan depan membuat perutnya mual setengah mati.

"Kenapa kau terus menghela napas, Noah?"

Noah sangat mengenal suara itu. Laki-laki tua yang hampir setiap minggu pulang ke Australia. Jika tidak, mulutnya akan terus mengomel sepanjang waktu. Pria paruh baya itu adalah ayahnya Noah, Ricardo.

Dia sedang berjalan santai di sekitar halaman. Beberapa rambut putihnya yang mengkilap basah karena keringat. Handuk kecil melingkar di leher, muka lembutnya menekuk dalam.

Noah menatap Daddy─nya sendu. Dia ingin memeluk, tetapi enggan karena terkena cairan basah itu.

"Daddy dari mana?"

"Mengapa kau bertanya balik? Kau kenapa?" tanyanya berjalan mendekat.

Tangannya bergerak-gerak melakukan peregangan. "Daddy melihat bahu kau menurun, mengeluarkan napas pasrah seakan sedang putus cinta," ucapnya terkekeh.

Noah makin melemaskan bahu. Untung saja kakinya dapat menopang bobot tubuh besarnya. Daddy─nya tak tanggung-tanggung berbicara. Pun tak salah menebak.

"Apa kau putus cinta? Benar yang Daddy katakan?" Kepalanya menggeleng-geleng.

"Percuma mempunyai wajah tampan, tapi tidak bisa memikat hati perempuan," ejeknya melewati Noah, dia naik ke undakan tangga menuju pintu depan rumah.

"Daddy," panggil Noah lemah.

"Masuk, bersihkan diri. Daddy buatkan masakan yang enak."

Noah mengangguk.

15 menit kemudian.

"Dad," panggilnya tak menemukan sang Daddy di ruang dapur.

Penampilannya sudah segar hanya memakai kaos putih dan celana pendek. Mata mencari-cari, perutnya juga lapar. Dia membuka lemari pendingin mengambil air, banyak makanan di sana. Neneknya pasti yang menyediakan persediaan.

"Noah! Daddy berada di teras."

Pria itu berteriak kencang. "Kemarilah. Nasi gorengmu segera dimakan," katanya membuat Noah berlari kencang ke depan. Tak lupa merampas satu botol air mineral lagi.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang