Episode 16

377 171 31
                                    

"Tuan Muda ayo masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan Muda ayo masuk. Muka Tuan udah pucat."

"Gak, Bi. Papa nanti makin nambahin latihannya." Langit menggeleng lemah, kaos bajunya sudah dibasahi air keringat. Langit dijemur atas permintaan Ferry sejak tadi pagi.

"Tapi Tuan Muda ini udah hampir setengah hari, Tuan harus makan dan minum vitamin," suruh Bibi khawatir.

Matahari sedang naik-naiknya. Langit tepat berada di bawahnya. Duduk dengan beralaskan karpet, kakinya diluruskan.

Langit diam. Tidak sanggup menyahut. Memejamkan mata merasakan setiap panas yang hadir di permukaan tubuhnya. Sudah dua hari dia tidak masuk sekolah, entah apa yang terjadi kala dia tidak ada. Pun teman-temannya tidak merasa ada yang hilang.

Bel rumah berbunyi.

"Dimana Duta, Bi?" tanya Evie saat masuk rumah.

Bibi menunjuk ke ruang belakang rumah. "Tuan Muda di taman, Bu. Dia diberi latihan sama Pak Ferry suruh berjemur seharian."

Evie terkejut, berlari ke taman belakang. Sampai di pintu pembatas, dia miris melihat keadaan putranya. Evie mendekat.

"Duta ayo masuk!"

Evie mengelus rambut Langit yang basah. Muka Langit begitu merah dilahap oleh matahari. Matanya meredup.

Langit menggeleng, dia mendengar suara Ibunya.

"Masuk sekarang. Papa mu nggak akan pulang hari ini," ucap Evie mengharuskan.

Evie bukan sekedar bicara tentang suaminya. Dia sudah tahu bagaimana kehidupan Ferry, kapan dia pulang dan pergi. Ketika pulang hanya membuat memori luka kepada Langit.

"Duta capek, capek, Ma."

Langit mau menangis tapi tidak bisa, air matanya sudah kering. Kakinya kembali kaku dan nyeri begitu hebat. Evie meminta bantuan Bibi Perawat untuk mengangkat Langit ke kursi roda.

"Kamu di kamar bawah aja."

Evie membuka pintu kamar yang di lantai bawah. Akan susah jika Langit di kamar atas apalagi beberapa hari terakhir dia mendapat tekanan.

Langit mengalami kelumpuhan pada kedua kaki akibat kecelakaan. Keseharian, Langit dapat berjalan dalam batas tertentu. Namun, harus menggunakan alat bantu seperti kursi roda atau tongkat.

"Bu, ini makanan Tuan Muda." Bibi masuk ke kamar meletakkan di atas nakas.

Evie mengangguk. "Jangan lupa dimakan, obatnya diminum." Evie keluar tanpa sepatah kata lagi.

Langit tidak mengharapkan, dia tidak butuh semua obat-obatan pahit itu. Langit diam, berpikir bahwa orang terdekatnya sekali pun tidak mau mengurusnya dengan iklas. Konon, orang lain yang mau menerimanya.

Orang terdekatnya yang membuatnya jatuh-sejatuhnya. Keluarga yang diharap-harapkan, saling merangkul, membawa senyum tiap hari. Tidak! Dia bukan pemilik dari keluarga tersebut. Langit tidak pantas.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang