"Untuk jadwal mata pelajaran akan di umumkan seminggu lagi. Jadi, selama menunggu kalian persiapkan buku kosong aja."
"Iya, Pak."
"Oke, Pak."
"Siap, Pak."
Begitulah semua teman sekelas Senja menjawab. Pengenalan lingkungan sekolah masih belum usai, tersisa dua hari lagi. Mereka dibawa berkeliling sekolah mengenalkan tiap fasilitias seperti kolam berenang, ruang basket, lapangan sepak bola, ruangan seni, lima kantin yang berbeda-beda, toilet bahkan gudang.
Kaki Senja pegal dan itu masih belum terselesaikan. Ospeknya persis seperti sekolah pada umumnya terdapat anggota osis yang mengurusnya secara detail.
"Kalian diperbolehkan untuk istirahat. Sekian terima kasih."
Semua bersorak riang. Mereka bergerak cepat keluar dari kursi, meregangkan badan akibat terlalu tegang atau gugup bahkan bersemangat menjadi siswa di sekolah ini.
"Kamu mau ke kantin?" tanya salah satu murid di kelas.
Senja menggeleng saja lalu mempercepat kakinya menuju kelas sebelas. Senja tidak bermaksud sombong, tapi begitu lah Senja dengan sifatnya.
"Lang," katanya masuk tanpa permisi.
Ucapan Senja pun tidak selesai lantaran terkejut akan Langit yang terduduk di lantai. Kursi rodanya sudah terbalik, duduknya menjadi di bawah.
"Astaga! Langit."
"Kamu kok bisa begini?" Senja menghampirinya. Kelas sudah kosong dan tidak ada penghuninya sama sekali.
Langit menjawab. "Bantu aku duduk."
Senja memegang pinggangnya pelan-pelan. "Siapa yang buat kamu begindang?" tanya Senja sedikit bercanda gurau biar Langit tidak berbohong, menyembunyikan sesuatu.
"Bahasa kamu Senja," decaknya.
Senja memapah Langit menuju bangku. Setelah Senja rasa posisinya aman dan enak, dia menarik kursi roda Langit dan duduk di sana.
"Jadi Tuan Langit?"
"Siap bercerita kepada Nona Senja?" Senja membuka tasnya untuk mengambil kotak bekal.
"Aku minta sikit, lapar."
Senja menyuapkan satu suapan besar ke mulutnya tanpa mempedulikan respon dari Langit.
"Nggak mau cerita?" Laki-laki di depannya hanya diam saja.
Senja memajukan bibir. "Buka mulut kamu biar aku suapin."
"Aku aja. Kamu ke kelas sana," sahutnya mengambil alih bekal.
"Loh kok ngatur?!"
Senja malah menolak enak saja dia menyuruhnya balik, perjuangan Senja turun dari lantai dua juga butuh apresiasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seul, Love & Youth
Narrativa generaleSeul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...