Episode 43

168 47 46
                                    

Playlist: River Flows in You x Kiss the Rain
Piano Cover by Riyandi Kusuma

***

Masih ingat pemberitahuan dua hari lalu yang mana sekolah akan mengadakan acara pentas. Tiap kelas wajib berpartisipasi menampilkan penampilan untuk memeriahkan acara.

Hari itu tiba. Sekarang.

"Cantik banget sohib aku ini." Mia mencolek dagu Senja. Mukanya berseri-seri. Dia tidak dapat berbohong. Senja benar-benar mengagumkan. Dengan seragam sekolah saja, gadis itu menggemaskan. Tahi lalat persis di ujung mata kirinya menambah kesan manis.

Senja menyipitkan mata. "Yang benar?" Selang beberapa detik, dia tertawa.

Rambut panjang gelombangnya lepas terbuka. Senja mengurai bebas hitam lebat surainya. Sungguh manis gadis itu. Bunda merias Senja semakin anggun. Tak lupa mengenakan gaun model Handkerchief Dress─potongan bergerigi kain hitam menjadi kesan penuh utamanya.

Mia mengangguk-angguk kepala. "Aku harus bilang apa lagi biar kamu percaya. Kamu princess hari ini, Nja." Dia mencium sekilas pipi temannya.

Mata Senja membola. Dia mencubit tangan Mia. Enak saja dia cium-cium. "MIA!!" teriaknya memenuhi ruangan. Bukan hanya dia dan Mia. Namun, teman-teman kelasnya juga. Mereka saling membantu.

"Senja, nomor urutan lo ke delapan. By the way, you look so gorgeous."

Senja mengedipkan mata polos. Dia mengangguk. "Okei, makasih." Ketua kelas memujinya, tapi begitu kasihan karena Senja saja melupakan nama teman laki-lakinya ini yang telah banyak berjasa bagi kelas.

"Aku beli minuman dulu. Kamu mau ke ruangan khusus yang mau tampil kan? Nanti aku nyusul ke sana. Eh, nggak boleh, ya sembarang masuk."

"Nggak tau. Gak apa-apa kayaknya, deh." Senja bersiap-siap. Seseorang mengumumkan dari ruang informasi.

"Ayo, aku antar. Ingat, Senja. Kamu jangan gugup! Harus berani." Mia mengepalkan tangan memberi semangat.

"Aku belum ada lihat Langit, Mi. Dia lagi sibuk-sibuknya urusan olimpiade." Mukanya berubah lesu. Senja tidak berangkat bersama karena harus mempersiapkan diri dan ketentuan bagi yang akan tampil lebih dulu datang.

"Mm ... Kita mendingan ke sana aja takutnya ada perubahan. Kak Duta pasti lihat kamu kok." Mia tersenyum lebar. Tangannya merapikan gaun sekilas. Lalu, menuntun Senja keluar

"Kamu kok cantik banget. Bunda kamu ngidam apa dulu, Nja. Aku yakin nanti penampilan kamu spektakuler. Terus-terus penontonnya terhanyut dalam permainan kamu, Nja. Atau lebih parahnya setelah kamu selesai, kamu jadi most wanted sekolah." Mia berseru-seru.

Senja menghela napas. Baiklah, Mia ada bersamanya. "Ini penampilan terakhir aku yang diliat banyak orang, aku akan lakukan yang terbaik," ucapnya tersenyum.

Mia menjadi diam. Tidak membalas perkataan Senja.

***

Dengan konsep berbeda. Acara dilaksanakan di luar gedung tidak di Auditorium. Para panitia dan anggota menyiapkan segala sesuatu. Mereka bekerja dari pagi dan malam. Tidak ada henti-henti hanya untuk membuat hasil maksimal.

Pembawa acara─host membuka dengan sangat meriah. Dengan penuh wibawa, mereka menyapa para guru-guru dan teman-teman. Bukan satu orang melainkan sepasang. Pantun menjadi sapaan pertama. Seruan menyenangkan terdengar dibalik panggung.

"Senja kamu tampil yang ketiga." Seseorang masuk menggunakan monitror di telinganya. "Sebentar lagi giliran kamu, Senja." Kakak kelasnya mengkonfirmasi lewat monitor itu.

"Setelah Pak Kepala Sekolah kasih kata sambutan. Oke?" Dia menunggu konfirmasi Senja.

Senja menelan ludah. Mengapa menjadi begitu cepat?

"Kami minta maaf. Ada sedikit perubahan." Dia keluar pintu. Senja membuang napas. Kedua tangannya dingin. Gadis itu mengalami demam panggung sejak kecil.

Temannya menyentuh pundak Senja. "Kamu bisa Senja. Semangat!"

Yang lain juga mengangguk. Tersenyum.

Senja patah-patah bangkit. Dia melihat pantulan di cermin, merapikan tatanan rambutnya. Degup jantungnya berdetak kencang. Dia tidak fokus. Mengapa dia memiliki demam panggung yang berlebihan?

"Langit," ucapnya pelan. Dia meyakinkan diri sendiri. Mengatur napasnya. Semua akan baik-baik saja.

"Mari kita sambut penampilan yang sangat kita tunggu-tunggu. Bernama Senja Ulanni, gadis manis dari kelas sepuluh. Pemenang juara kedua kompetisi lomba piano. Mari kita beri tepukan yang meriah." Pembawa acara itu memanggil namanya. Sorakan demi sorakan membuncah. Tak sabar untuk menyaksikan.

Gadis itu melangkah sangat pelan seperti siput. Kakinya bergetar hebat. Mengapa ini lebih parah daripada kompetisi yang lalu? Senja menggeleng, dia tidak bisa. Dia hanya mengacaukan penampilan itu. Mengingat kembali kalau hari ini penampilan terakhirnya. Entahlah sampai kapan dia menunda.

"SENJA!"

"Aku datang." Mia bersorak riang. Dia berlari kencang merentangan tangan. "Ayo, nama kamu udah dipanggil itu. Kamu bisa, kamu bisa. Pasti bisa." Mia tersenyum merekah.

"Tarik napas, buang, tarik lagi. Buang. Huah!" Mia menyuruh Senja menarik napas biar gadis itu terlihat lebih rileks. "Kan ada aku mungkin kak Duta lagi kerepotan banget. Ya, kamu nggak menyerah kan?"

Senja mengangguk optimis. "Makasih, Mi." Dia menularkan senyum.

Mia mengepalkan tinju. "Semangat. Aye, aye!"

Setengah kakinya telah masuk ke panggung. Namun, panggilan menginterupsinya. Langit datang.

"Senja," ucapnya beberapa langkah. Dengan patah-patah, tapi kakinya lebih dapat mengimbangkan gerakan. Napasnya terengah. Senyum Senja mengembang. Mia mundur pelan-pelan.

Langit mengeluarkan sepasang jepit mutiara dari saku celana. Maju satu langkah. Lalu, memakaikan ke kanan dan kiri sisi rambut Senja. Langit membisikkan sesuatu.

"Kamu cantik, Senja."

"Maaf aku sedikit telat. Kamu bisa, semuanya kamu yang kendalikan." Langit tersenyum tulus, menyelipkan rambut Senja.

"Kamu Nona dari piano itu." Tangannya menepuk-nepuk kepala Senja. "Nama kamu udah dipanggil terus itu. Cepat ke sana."

Senja mengangguk. Melambaikan tangan. Sorak riang menyambutnya. Dengan anggun dia berjalan, senyum tipis terpatri di wajah Senja. Elok gerakannya menuruni anak tangga. Yah. Dia akan tampil di bawah panggung. Piano telah menunggunya. Di atas juga ada lampu hias gantung. Senja akan menampilkan yang terbaik. Fyuh. Dia bisa.

"Sekali lagi. Mari kita berikan tepukan tangan yang meriah untuk Adinda Senja dengan membawakan Rivers Flow in You x Kiss the Rain. Selamat menikmati."

Host itu berseru menghebohkan. Kembali duduk di tempat yang telah disediakan.

***

#ObrolanSingkat

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang