Episode 70

153 28 10
                                    

Langit dan Ben tiba di tempat acara tepat waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit dan Ben tiba di tempat acara tepat waktu. Hari berikutnya, memang pada dasarnya Langit tidak banyak bicara. Kemarin, karena perkataan yang mungkin saja membuat Senja menangis. Mengingat itu, dia merasa bersalah. Laki-laki yang tengah menatap pintu utama itu ingin menjelaskan sesuatu. Alasan kenapa dia hilang kabar.

"Permasalahan lo cukup sulit, bro."

"Gue tau."

Ben menepuk pundak Langit─mendorong badan belakangnya untuk menuju meja yang telah dipersiapkan untuk tamu. Sejak tadi, tak henti-henti Langit menunggu kedatangan Senja.

"Kalau Senja nggak datang?" gumamnya pelan.

Ben mendengar.

" Lo pintar tapi bego. Yah, cari ke penginapannya lah." Matanya berputar arah.

Lagian Ben yakin kalau Senja akan hadir. Toh. Senja pasti bersikap professional. Anehnya, Langit seperti remaja jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Kalau dia nggak mau jumpa sama gue?"

"Urusan lo lah, gue malas ikut campur."

Langit menghembuskan nafas pasrah. "Kok lo gitu, gue selalu ada di samping lo, Ben," katanya menunjukkan muka tidak berekspresi.

"Nggak asik lo mainnya ungkit-ungkit," tawa Ben bercanda.

Dia mengambil minuman dengan alkohol rendah. "Minum?"

"Nggak."

"Gue harus apa?"

Ben melirik perempuan muda dengan pakaian seksi. "Aduh! Lo ribet. Jelasin lah kenapa lo nggak kasih kabar ke Senja."

"Jangan dipaksa. Kalau belum mau, yaudah. Cari cara lain."

"Ya ... apa?"

Ben jengah. "Anjing lo Ta. Emosi gue."

Langit seperti anak kecil yang kehilangan permen. Terus saja memohon-mohon sampai keinginannya terkabul.

"Btw, dia pulang sama siapa?"

Ketika Langit kembali ke gedung dengan wajah yang lesu. Senja tak ada lagi bersamanya.

Langit mengangkat bahu. Ben terlalu banyak bicara. Yah. Langit hendak mengantar Senja. Akan tetapi tidak ada keberanian dan menunggu gadis itu sampai Noah menjemput.

Dari arah lain, Noah mensejajarkan dengan bahu Senja. "Seul, okay?"

"I am okay," jawab Senja mengangguk sekilas.

"Aku senang, kamu ikut. Tau Noah, aku juga mau Bunda, pak Jarwo ikut sama aku, tapi mereka pergi duluan." Gadis itu memanyunkan bibir, sedih mengingat hal itu kembali.

"It's okay, lo sedih, tapi mereka bangga di sana. So, be happy."

Noah memberikan tiket online sebagai tamu. Noah memang menemani Senja selama di Amerika.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang