Seul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah Sakit.
"Gimana keadaan lo?" Reno bertanya.
Sepulang sekolah. Mia, Senja. Teman sekelasnya, Reno dan Bella mau berkunjung untuk menjenguk. Itu karena Senja yang meminta izin untuk tidak hadir beberapa hari. Dengan senang hati, Senja mengiyakan. Mereka berangkat bersama.
"Sehat."
Sebenarnya Reno tidak percaya tetapi agar suasananya tidak menjadi tegang. "Katanya lo jatuh dari tangga?"
Langit mengangguk kembali. Tidak mau berkata jujur. Toh untuk apa, dia tidak mau merasa dikasihani.
Matanya mencari-cari. Mia menyadari itu, berkata, "Senja ada di luar, kak. Dia nggak mau masuk."
"Cepat sembuh, ya, Duta. Ini kami bawa buah-buahan untuk kamu." Giliran Bella mengucapkan prihatin. Dia juga meringis kecil dengan luka kecil di muka Langit.
"Makasih." Langit tersenyum terpaksa.
Langit hendak duduk, Reno dengan cekatan membantu dengan bantal menjadi sandaran. Mia telah duduk di kursi yang tersedia. Sedangkan, Bella berdiri memasang wajah sedih. Entahlah, dia pura-pura atau tidak. Kalau ada Senja di ruangan ini pasti dia mengeluarkan aura permusuhan.
"Kok bisa lo nyungsep di tangga? Muka ganteng lo yang kena dampaknya," ucapnya tertawa. Memecahkan suasana.
Reno ikut duduk, dia yang paling santai. Ketua kelas itu sangat peduli dengan teman sekelasnya. Pun dia suka dengan Langit, tidak banyak bicara. Kalau tidak penting, diam saja. Hanya dia dan Bella mau menganggapnya teman, mungkin karena dia hanya menjadi beban bagi yang lain. Merasa menjadi anak kesayangan Guru.
Bella mengangguk. Dia mendekat ke samping Reno.
"Kamu pusing jadinya jatuh gitu pas turun tangga?" Suara lembut mengalun.
Mia menjawab, "Jatuh, ya, jatuh. Udah!" Dia menyengir lebar. Mengangkat bahu.
Mia mendengus, aura-aura centilnya keluar. Jika Senja tidak menyukainya, Mia pun begitu. Mereka teman sejati.
"Nasib," jawab laki-laki berbibir pucat. "Makasih udah datang liat gue." Dia berkata demikian. Jujur saja hati Langit sedikit menghangat karena ada yang mempedulikan.
Mia menjawab, "Sama-sama, tapi Senja yang sedih banget. Eh─ gak deng dia nangis kemarin, seharian di telepon. Kalau di kelas melamun sampai-sampai dihukum guru killer matematika kami, apes si Senja."
Kepalanya gerak-gerak. "Suaranya kayak nenek-nenek yang sekarat," lanjutnya dia menengok ke pintu. Bagaimana keadaan Senja sekarang?
Bella berkomentar, "Lebay." Mengambil gelas memberi ke Langit. "Bibir kamu pucat, kamu harus banyak minum." Dia menyodorkan dengan tangan.
Langit tak bisa menolak. Dia menerima.
Reno sedikit tertarik dengan Senja. Gadis yang mengantarkan surat. Pertama kali dia berjumpa. Dan hubungannya dengan Langit?