Langit telah berada di ruangan kegiatan olimpiade. Tanda pengenal melekat di seragamnya. Muka laki-laki itu tenang, tidak ada tampak khawatir di sana. Seakan dia yakin akan memenangkan olimpiade tersebut.
Awalnya dilaksanakan pukul sebelas pagi, tetapi karena ada kendala karena pihak penyelenggara telat untuk hadir. Jadi, kegiatan diundur sementara. Para peserta olimpiade individu dibiarkan mencari makan, atau berlatih.
Evie yang bersama Langit, sedangkan teman-teman yang lain tidak ada. Langit meminta Reno untuk lebih menemani Senja di sana. Gadis itu pasti gugup luar biasa. Biarlah tak apa dia sendiri, toh dia sudah biasa dengan kesendirian tanpa ditemani orang lain.
Tepat pukul tiga siang, OSN─Olimpiade Sains Nasional resmi dimulai. Semua peserta diharapkan memasuki ke ruang yang telah disediakan. Tiap ruang diawasi oleh tiga pengawas. Proses masuk, peserta akan dicek secara keseluruhan takut-takut membuat kecurangan.
"Semangat, sayang. Kamu bisa!" Evie memeluk Langit. Air matanya menetes. Dia terharu. Evie sangat bangga. Anak laki-lakinya dapat bertahan sampai titik ini.
Langit mengangguk.
Memapah kaki dengan tongkat bantu. Keadaan kedua kakinya semakin membaik. Dokter sangat senang. Langit tidak malas-malasan untuk terapi. Pun karena Senja sering mendampingi. Dokter menganjurkan untuk pelan-pelan melepas alat bantu, Langit setuju. Sekarang, dia perlu mengenakan karena takut terjadi hal yang tidak di─inginkan.
Di sisi gedung lain. Gadis dengan pakaian trening dan kaos putih berlari-lari. Senja. Gadis itu terengah-engah mencari ruangan Langit. Noah, Mia, dan Reno ikut mengejar. Gadis itu sangat cepat.
"Mbak, apa udah selesai seleksi olimpiadenya?" Senja menghentikan seorang staff berkalung panitia.
Dia menggeleng. "Belum baru saja akan dimulai."
Senja bernapas lega. Dia tersenyum kepada teman-temannya. "Ruangan ... Aku nggak tau ruangan, Langit." Dia berucap pasrah. Waktunya semakin tipis.
Ferry muncul dari arah belakang.
"Pak Ferry," ucap panitia perempuan tersebut menunduk.
Ferry mengangguk. "Duta di ruangan R. Di seberang gedung paling uj─" Belum sempat pria itu menyelesaikan kalimatnya. Senja telah berlari kencang. Ferry menggeleng-geleng.
"Anak muda sekarang," cetusnya. "Terima kasih." Ferry mengangguk sekilas kepada panitia penyelenggara. Kemudian, menyusul anak-anak itu.
***
Senja terpelanting, dia terpleset karena terlalu kuat berlari. Gadis itu membuang napas kuat. Lengannya lecet, sedikit berdarah.
"Nja, pelan-pelan. Keburu kok." Mia membantu.
Senja tertawa. "Energi waktu aku lari masih terasa, Mi." Dia mengedipkan mata sebelah. Menghadap ke belakang.
"Let's go!" Noah berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seul, Love & Youth
General FictionSeul, Love & Youth oleh Bila March| Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Senja Ulanni. Gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya bersama orang-orang tersayang. Senja bertemu dengan seorang cowok bernama Duta Langit R, sosok yang memiliki...