Episode 47

163 33 19
                                    

Mia datang dari arah luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mia datang dari arah luar. Tangannnya menenteng banyak sekali plastik, paper bag. Entah apa isi di dalamnya. Mia masuk ke kelas dengan muka menyebalkan sekaligus senang. Senang karena Senja sudah bisa pergi ke sekolah. Selama dua hari, dia merindukan temannya itu. Dia juga merasa bosan, tidak bisa mengganggu Senja.

"Apa itu Mia?" Senja memutar tubuh.

Mia menghempas barang bawaannya. Dia mencium pipi Senja sekilas, tertawa lebar. Senja mendengus. Mia suka sekali menciumnya. Kalau kata Mia, dia itu gemas, Senja sangat lucu.

Mia berseru menunjuk. "Ini hadiah-hadiah dari fans kamu. Mantap banget kamu. Ayo kita buka."

"Aku nggak punya fans dan nggak ulang tahun juga." Senja mengangkat bahu. Untuk kamu aja.

"Kamu punya fans, Nja. Buktinya di atas loker kamu, pada bertumpuk hadiah-hadiah ini. Belum lagi sepanjang aku mau ke kelas, kakak kelas pada nitip ke aku." Kepalanya mengangguk.

"Buka, yok." Mia menunggu jawaban. "Kakak kelasnya ganteng-ganteng, lho, Nja. Ketua osis tadi juga nanyak kamu. Cie ... jadi most wanted sekolah." Dia menaik turunkan alis. Menyebalkan melihat muka Mia serasa mau menonjok.

Senja menjawab, "Kamu aja yang buka."

Mia berseru semangat. "Akan aku bukakan Princess. Ibunda akan mengecek apakah ini layak untuk adinda."

Tanpa menunggu lama lagi, gadis berbando putih itu membuka satu per satu. Kurang lebih ada lima belas paper bag dan plastik. Pun ada kiriman bunga beserta ucapan agar lekas sembuh.

"Aku mau cokelatnya. Jangan diambil. Sisain aku." Senja berucap sungguh-sungguh. Khusus cokelat dia juga mau. Toh. Mereka memberikan untuk Senja. Dia akan mengesampingkan maksud mereka memberinya.

Mia mengangguk takzim. Dia melepas bungkus cokelat. "Kamu boleh makan cokelat? Nggak apa-apa?"

Senja mengambil cokelatnya. "Boleh-boleh aja," ujarnya. "Tapi, nggak boleh banyak." Sambil mengunyah cokelat dengan isi kacang almond.

"Eh─eh. Senja. Ada surat cinta. Ajigile!" Mia mengibas-ngibaskan sepucuk surat polos dengan penutup love. Pun tertuju untuk Senja di sana. Dear Senja.

Saat pertama kali aku melihatmu,

Aku telah jatuh, sejatuh-jatuhnya saat itu juga.

Senja, yang kutahu namamu. Namamu unik, berarti sore, bukan?

Aku menyukaimu, Senja. Kamu lucu, manis. Aku suka.

Tenang aja, aku cuma nyampaikan perasaan ini.

Semoga cepat sembuh, ya.

Senja menarik ujung bibirnya. Mia membacakan surat itu. Dia belum pernah mendapatkan hal berbau tentang romance. Yah. Dia hampir jarang berinteraksi di luar kelas. Dan karena ini, dia merasa kalau semuanya baik-baik saja. Bukan berarti kalau berada di luar jangkauan diri, tidak seburuk yang dipikirkan?

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang