Episode 31

263 68 63
                                        

"Gue harus balas dendam sama yang kibulin gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue harus balas dendam sama yang kibulin gue."

"Harus. Malu banget lo," ucapnya.

Alex menatap marah. Alex dan temannya berada di perpustakaan. Mereka bercakap-cakap di pojok, posisi paling belakang, tempat buku-buku sejarah─menyusun rencana, mengira-ngira siapa dalang dibalik yang berani mengerjainya.

"Menurut lo siapa yang berani?" Alex bertanya.

"Gue yakin siswa cewek yang jegel kaki lo," katanya.

Alex berpikir sebentar, memutar kejadian. Dia mematut-matut. "Gue rasa dia juga cuma tuh anak yang berani sama gue." Alex mengerutkan alisnya. "Kalau dia ngerjain balik gimana?"

Temannya tertawa. "Lo takut? Rasa malu lo kan disebar kemana-mana, pakai singlet dan kolor kayak topeng monyet lo, Lex." Temannya malah mengejek Alex.

"Diam lo!" Alex membentak, dia tersinggung.

"Kita harus cari tau dulu tuh anak." Mukanya merah padam. Alex merasa malu dan tidak mempunyai muka. Pun kebiwaannya lagi. Hancur sudah rasa kehormatannya.

"Dan itu cewek pasti hubungannya sama si Lumpuh." Temannya berkomentar. "Namanya Se─Senja, ya! Gue ingat. Kawan ceweknya kan manggil gitu waktu itu."

Alex menyeringai, tersenyum iblis. "Kalau gitu kita urus pulang sekol─" Kalimat Alex terhenti karena suara menginterupsi. Matanya melebar apa yang sedang dilihatnya.

"Masih mau ngurusin Senja?" Langit menaikkan alisnya.

Langit menyusuri setiap lorong di perpustakaan. Dia mencari-cari buku untuk keperluan pelajaran yang tertinggalnya. Langit telah men─search di komputer, menemukan buku itu ada di paling ujung, bersebelahan dengan rak-rak sejarah.

Langit berkata lagi. "Kalau mau, oke." Dia mengangkat bahu, sedangkan Alex dan satu temannya saling melirik. Mungkin terkejut dengan apa yang ditunjukkan Langit, yah, sebuah video berdurasi satu menit.

Langit menunggu jawaban. Kedua manusia yang beberapa menit lalu berheboh ria untuk membalaskan dendam diam tak bersuara. Alex pengecut, dia mengandalkan otot saja. Dia takut kalau Langit membocorkan video itu.

Alex maju mau merampas, Langit tentu menyingkir. "Lo buat perlawanan," ucapnya. "Gampang, Lex. Lo gak ganggu Senja, video ini aman." Dia hendak memutar kursi rodanya, menjauh.

"Okei, fine. Gue gak akan ganggu dia." Alex mendengus, dia menyerah.

Langit diam sebentar. Dia belum puas ucapan Alex. "Dan gue gak akan ganggu lo lagi," lanjutnya melirik ke ponsel Langit.

"Apa? Lo mau apa lumpuh?" Alex menahan teriakan. Bisa kacau jika semua orang tahu apalagi guru. Video itu dimana dia tengah berada di ruang guru, masuk tanpa permisi, tidak ada guru, ruangan itu kosong. Pun karena guru telah berpulangan. Alex secara diam-diam menyabotase ulangan harian, memfoto lembar jawaban, juga kunci jawaban.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang