Episode 7

501 221 111
                                    

Hubungan pertemanan Senja dengan Langit tidak berjalan mulus, banyak rintangan yang harus dia selesaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hubungan pertemanan Senja dengan Langit tidak berjalan mulus, banyak rintangan yang harus dia selesaikan. Langit tipe orang yang menutup diri harus butuh kekuatan ekstra, ide yang brilian dan senyuman tulus dalam menghadapinya.

Waktu ke waktu Senja lalui meskipun belum seratus persen menjadi temannya, Langit dengan kukuhnya menolak Senja hanya berasalan dia tidak suka bermain, harus berlatih dan Senja yang sangat cerewet, berisik.

Alasan klise apa itu. Senja menjadi semakin tertantang untuk mengenalkan dirinya ke dunia.

"Langit!" Senja berteriak memanggilnya.

Senja menurunkan kaca mobilnya. "Cepat masuk! Nanti kamu sakit."

Langit menggeleng lemah. "Nggak mau Senja."

"Kamu aja yang pulang sana."

Langit berada di bawah guyuran hujan. Sudah sekian kalinya Senja mendapati dia seperti itu. Langit bukan bermain di derasnya rintikan hujan melainkan hanya berdiam diri, menengadahkan kepala, menunduk dan menatap lurus.

"Pasti capek habis lihat sekolah," lanjutnya.

Teriakan Senja aja tidak mempan menyuruhnya masuk ke rumah. "Susah banget dibilangin." Senja bersungut-sungut.

Cuaca hari ini sangat gelap seakan sangat mendukung tindakan Langit.

Senja membuka pintu mobil dan mengambil ancang-ancang berlari.

"Se-enggaknya kamu pakai payung, Langittt!" Meletakkan payung di genggaman tangannya.

"Ini roti kesukaan kamu." Senja menghalangi derasnya buliran hujan yang jatuh dengan tangannya.

"Aku pulang dulu udah basah kuyup."

"Jangan lama-lama main hujannya. Okay?!"

Main hujan adalah kata yang bisa Senja sebut. Entahlah dia masih belum paham.

"Bentar lagi kamu harus masuk!" Senja menunduk. "Kamu dengerin aku nggak sih?"

Langit mengangguk. "Aku dengarin."

Senja berlari di atas genangan air, tangannya menjadi penghalang. "Dadah!"

Selalu begitu jika hujan datang menghampiri. Untung saja Senja kebetulan lewat di depan rumahnya. Anehnya keluarga ini tidak ada yang menyadari jika dia berada di dinginnya udara luar. Waktu itu karena keras kepalanya Langit Pak Jarwo akhirnya menggendong paksa Langit karena kalau tidak begitu Langit bisa tahan sehari semalaman dengan tubuh kaku, pucat dan dingin.

***

Keesokan harinya. Senja hendak mampir sebentar ke rumah Langit. Bunda sudah memperingati Senja untuk tidak sering bermain atau pun berkunjung ke sana, tapi nalurinya berkata bahwa dia harus menemui Langit, setiap hari.

Ada hal yang harus Senja ketahui. Langit yang penyendiri dan menyimpan dalam-dalam kisahnya. Dan sebab itu Senja harus bersamanya.

Belum sempat mobil terparkir di depan pagar. Dari jarak lima meter, Senja menangkap tubuh Langit dipaksa berdiri tanpa bantuan tongkat. Pria berjas itu Senja ketahui adalah Papa Langit bernama Ferry. Dia mencengkeram kuat lengan anaknya, menyeret-nyeret Langit ke aspal.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang