Episode 26

280 80 70
                                    

Banyak pelanggan yang datang ke toko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak pelanggan yang datang ke toko. Lala sedikit kewalahan, Senja berinisiatif membantunya. Dia tersenyum, senang melakukannya. Senja membungkuk, berterima kasih. Tangannya gesit memberi kembalian uang yang berlebih. Tak lupa memberikan beberapa permen untuk dibawa pulang.

"Terima kasih, Bu. Mampir kembali ke toko kue kami."

"Iya, dek. Ini toko favorit kami. Rasanya mankyos semua terutama yang kue durian lapis cokelat." Ibu itu berbicara penuh antusias. Dia pelanggan tetap Bunda.

"Salam untuk Ibu Ayudia, ya," ucapnya.

Senja mengangguk. "Pasti nanti saya sampaikan ke Bunda."

"Kamu anaknya?" Ibu itu tampak terkejut.

Senja mengangguk kembali.

"Udah besar kamu, ya. Cantik lagi, baik bantu Ibu Evie. Makasih, ya nak. Ibu permisi dulu." Ibu dengan hijab hijau itu ramah tersenyum.

Senja membalas senyumnya. "Iya, Buk. Makasih kembali."

Senja membungkuk.

Pandangannya menuju ke luar toko. Di seberang sana seorang anak kecil yang sedang terduduk lemas dekat samping warung. Senja memperhatikan, matanya menyipit ke arah sana. Lantas, dia melepas Apron bergerak ke dapur. Senja menyapa, dia melihat-lihat dan mengambil beberapa kue diletak di plastik. Senja menitipkan kasir kepada pegawai yang sedang bersantai.

"Aku ke depan dulu, ya, Mbak." Senja minta izin saat Lala ingin menyerahkan dokumen.

Mbak Lala bingung, tapi menganggukkan kepala. "Eh, iya-iya."

Senja bergerak ke depan, keluar pintu, suara lonceng berbunyi. Berjalan di aspal, berjumpa jalanan besar dan memastikan ke kiri dan kanan untuk menyebrang.

"Adek udah makan belum?"

Adek kecil itu terlihat terkejut karena ada yang berbicara dengannya. "Belum, kak."

Senja mengangguk. "Ini kakak ada roti. Mau, ya." Senja memberikan sekantong berisikan beberapa roti.

Mata Adek itu melebar. "Betul ini untuk aku kak?" tanyanya.

Senja menjawab, "Betul dong, tapi harus kamu makan, okei."

Adek itu mengangguk semangat. "Makasih banyak, ya kak. Aku bisa makan sama Ibu. Aku pulang ya, kak. Makasih, ya kak." Dia membungkuk berulang kali.

Senja mengusap rambut anak laki-laki kecil. "Sama-sama. Hati-hati, dadah!"

Senja menghela nafas. Anak kecil itu berlari dengan wajah penuh bahagia, berbelok ke kanan, menghilang di gang-gang sempit. Hanya hal sekecil itu membuat dirinya bahagia, bisa makan dengan Ibunya adalah rezeki yang disyukurinya hari ini.

Senja berkata, "Terima kasih untuk nikmat hari ini, ya, Tuhan." Lalu dia kembali ke toko.

***

Di bawah pohon besar, berakar tebal. Langit seorang diri. Hujan akan datang di kegelapan jalanan. Hanya ada lampu jalanan yang menemaninya. Jalanan begitu lengang, daerah itu begitu sepi jauh dari pemukiman. Darah mengalir di pelipisnya, kepalanya berdenyut.

Seul, Love & YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang