Rakha berusaha memberi pengertian kepada sang istri. Tidaklah mudah untuk menasihati seseorang dengan sifat manja. Ini tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Rakha. Ia juga tidak bisa bersikap terlalu keras, karena ditekan sedikit saja Ami mungkin akan merasa dirinya terlalu dikekang.
Berbicara berdua empat mata dengan kepala dingin adalah solusi terbaik. Ia tidak ingin masalah sepele seperti ini dibiarkan begitu saja. Pernahkan kalian melihat tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja sampai menggunung dan mencemarkan lingkungan? Seperti itu pulalah masalah yang timbul dalam rumah tangga pabila dibiarkan begitu saja.
“Dek.. Mas minta maaf udah bikin kamu khawatir.“ ucap Rakha lemah lembut sambil memegangi tangan sang istri. Ami masih membuang muka. Ia amat sangat kecewa pada Rakha. Selain ia tidak ingin Rakha mencampuri urusan orang lain, ia juga tidak ingin Rakha kenapa-napa. Bisakah Rakha peka sedikit saja?
Rakha meraih dagu sang istri hingga keduanya pun kini saling tatap menatap. Rakha tentu sangat mengagumi kecantikan Ami yang natural dan alami khas wanita-wanita tropis. Menikahi Ami, Rakha harus mengerahkan semua usaha. Ini jelas, karena memang hubungan keduanya ditentang oleh sang ibu mertua.
Dua tahun sudah usia pernikahan Ami dan Rakha. Namun, selama itu pula hati ibu Ami masih tertutup rapat. Bahkan ketika mengunjungi kediaman beliau sekali pun, Rakha sama sekali tidak dianggap dan ibu Ami lebih memilih bercengkrama dengan sang cucu yang masih berusia 5 bulanan.
Rakha mengecup bibir sang istri sekilas. Rakha benar-benar paling bisa membuat Ami mabuk kepayang hanya dengan sebuah kecupan manis. Bukankah ini adalah salah satu hal yang paling disukai oleh seorang wanita? Iya, kan?
“Kita harus saling tolong menolong dek.. Tapi, tetap harus hati-hati dan jaga diri. Kalo mas hati-hati, ya mas pasti bakalan baik-baik aja.“
“Lain kali mas jangan gitu lagi.. Aku nggak mau mas kenapa-napa..“
“Iya sayang~“
Keduanya pun saling berpelukan dan berciuman mencurahkan perasaan masing-masing. Cinta bukan berarti memandang pada kekurangannya dan menjadikannya tolak ukur dalam menjalani hubungan rumah tangga, melainkan menerima segala kekurangan masing-masing dengan kelebihan yang dimiliki.
Icha terus saja menangis di tengah malam. Bahkan suara tangisannya semakin kencang. “Inak.. Icha kenapa?“ tanya Ares di luar kamar. Ares sangat khawatir akan keadaan sang adik, karena Icha tidak biasanya menangis sekejar itu.
“Badan Icha panas Ares..“ ucap sang ibu cemas sambil mencoba menenangkan Icha.
“Ares masuk ya Inak?“ ucap Ares. Sang ibu pun mengizinkan. Ares mencoba mengecek keadaan sang adik dengan meletakkan satu tangannya di dahi sang adik. Panas sekali. Ini sudah pasti demam tinggi.
“Kita bawa Icha ke RS aja Inak.. Amak..“ ucap Ares mengusulkan.
“Kita nggak punya biayanya Ares.“ ucap sang ayah.
“Udah bawa aja.. Masalah biaya biar Ares yang pikirin nanti. Ayok Inak Amak.” ucap Ares meyakinkan.
Malam itu jua Ares dan kedua orang tuanya menuju rumah sakit. Sebenarnya Ares juga bingung harus mencari biaya rumah sakit nanti kemana. Tabungan pribadinya juga masih sedikit. Uang muka yang diberikan oleh Desy tadi siang pun mungkin masih kurang.
Ya allah mudahkan Ares dalam mencari rezeki, do'a Ares dalam hati. Segera setelah ia tiba di rumah sakit, Icha pun langsung ditangani oleh seorang dokter. Sungguh mengejutkan. Pun menyayat hati. Icha divonis terkena demam berdarah.
Bagaimana ini? Icha harus dirawat beberapa hari ke depan, dan bagian administrasi mengatakan bahwa total biayanya ialah 10 juta lebih. Kemana Ares harus mencari uang sebanyak itu? Rumah sakit tidak mungkin memberikan keringanan untuk mencicil. Ini bukan hutang piutang yang biasa orang lakukan. Ini rumah sakit yang harus langsung dibayar saat itu juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/278638466-288-k530654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares [BL]
Romance[TAMAT] Cerita ini ngambil latar belakang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seumpama cerita ini nggak sesuai dengan ekspektasi kalian-atau kalian nganggep cerita ini jelek, karna banyak typo, nama tokoh ketuker, dan banyak tokoh di mana-mana. Darip...