Kala itu ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Sebagai anak tunggal dalam keluarga, ia cukup kesepian. Sedari kecil ia dibesarkan bersama seorang remaja laki-laki, yang diadopsi oleh kedua orang tuanya ketika dia berusia 10 tahun. Itu artinya kala itu ia sudah berusia 24 tahun.
Dikarenakan Tomo mempercayakan dia untuk mengemban perusahaan. Jadilah kala itu keduanya sulit untuk bertemu barang sebentar. Mereka memang hidup dalam satu atap. Tapi, dia acapkali pulang di saat ia terlelap.
Tiap kali Adithama tertidur, ia selalu merasakan seseorang mengecup keningnya dengan lembut lama sekali. Terkadang ia juga mendengar samar-samar orang itu bersuara. Mungkin karena Adithama terlalu mengantuk sehingga ia tidak dapat mendengarnya dengan jelas.
Pada suatu malam Adithama sengaja terjaga dan tidak tidur sama sekali, menunggu Noah masuk ke dalam, dan mendengarkan semua kata-kata yang biasa ia ucapkan. Lampu kamar Adithama kala itu mati total. Ya, Adithama tidak suka tidur dalam keadaan lampu menyala.
Ia tarik selimut sampai ke atas dada. Ia tidur dengan posisi badan miring ke kanan. Sama-sama terdengar suara decitan pintu dibuka. Adithama tau jikalau Noah sedang sangat berhati-hati, ia takut kalau-kalau Adithama terbangun.
Seperti biasa Noah mengecup kening Adithama lama sekali. Suara helaan nafas Noah terdengar berat. Adithama mampu menebak kalau Noah malam ini sangatlah amat kelelahan. Ugh, untuk apa bekerja sampai malam begini?
”Dek,” seru Noah pelan sekali. Bahkan Adithama hampir saja tidak dapat mendengarnya. Ia pun mencoba untuk semakin menajamkan pendengarannya. ”Maafin kakak dek.. Kakak nggak bisa nahan perasaan kakak sama kamu.. Kakak suka sama kamu dek.. Kakak sayang banget sama kamu..” ucap Noah.
Adithama mengernyitkan alis. Ia terkejut mendengar perkataan Noah barusan. Noah menyukai dirinya? Ini mustahil. Noah melepaskan kacamata yang mulai terasa membuat tulang hidungnya sedikit nyeri. Ia pun memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut.
Diberikan tanggung jawab besar oleh Tomo memang suatu kehormatan bagi Noah. Bisnis besar keluarga Pangestu sungguh tidak main-main. Selain memiliki perusahaan pusat di London, di Indonesia juga memiliki cabang dimana-mana.
Noah selalu pulang malam hari. Sedikit sekali waktunya untuk berjumpa dengan orang terkasih dan tersayang, Adithama. Siapa bilang harta dan tahta mampu memberikan kebahagiaan? Di saat semua itu mengekang diri dari untuk bisa berkumpul bersama teman-teman sebaya, barang sebentar.
Sejenak Noah merasa lelah. Ia merasa ini bukanlah titik dari kebahagiaan hidupnya. Di saat orang lain berlomba-lomba ingin menjadi orang terpandang dengan stelan jas mahal dan sepatu pantofel yang selalu saja nyaring terdengar ketika dihentakkan. Noah hanya ingin ketenangan dan hidup biasa-biasa saja seperti orang lain pada umumnya. Terkadang ia iri melihat orang lain mampu berkumpul, nongkrong, dan jalan-jalan meskipun mereka sendiri memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan yang mereka geluti. Sedangkan Noah? Ia hanya mampu bergelut dengan kertas-kertas putih yang amat sangat membosankan. Bayangkan saja jika kalian harus hidup seperti ini setiap harinya. Membosankan bukan?
Saat Noah berjalan menuju pintu. Tiba-tiba seseorang memeluk dirinya dari belakang. ”Ad?” seru Noah. ”Kamu nggak tidur?” tanya Noah. ”Nggak,” sahut Adithama. Entah mengapa suara Adithama terdengar serak. ”Kamu nangis?” tanya Noah. Adithama diam.
Adithama hidup bersama Noah sedari kecil. Dimana pun dan kapan pun hanya Noah saja yang ia cari. Ketika Noah mulai disibukkan dengan pekerjaan di kantor, saat itu pulalah kebersamaan keduanya tidak lagi terasa seperti biasa. Adithama pernah sekali meminta ayahnya untuk jangan terlalu memporsir Noah. Ia juga butuh istirahat dan jalan-jalan. Tentu ini hanyalah akal-akalan Adithama supaya bisa menghabiskan waktu bersama Noah seperti dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ares [BL]
Romance[TAMAT] Cerita ini ngambil latar belakang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seumpama cerita ini nggak sesuai dengan ekspektasi kalian-atau kalian nganggep cerita ini jelek, karna banyak typo, nama tokoh ketuker, dan banyak tokoh di mana-mana. Darip...